"Saya coba mengoptimalkan apa yang ada tanpa harus membebani lagi beban negara dengan penambahan angka, atau anggaran tertentu," ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini di Graha BNPB Jakarta, Selasa.
Risma mengatakan pihaknya mencoba memperbaiki sistem semaksimal mungkin, sehingga dapat mendata lebih banyak warga yang mendapatkan layanan bansos.
"Apakah itu mungkin? Mungkin. Contoh sederhana saja, hari ini ada yang meninggal, kemudian setelah kita cek ternyata sudah tidak ada lagi yang perlu dibantu di keluarga itu. Artinya, jatah dari yang meninggal ini, bulan depan bisa digunakan untuk warga lain yang membutuhkan, inilah yang sedang saya lakukan," ujar Risma.
Baca juga: Mensos: Bantuan pemerintah jadi sia-sia jika tak disiplin prokes
Baca juga: Risma kenang penanganan COVID-19 di Surabaya bagai "perang"
Cara lainnya, Risma ingin memberdayakan masyarakat di daerah terpencil dengan tidak hanya memberikan bantuan, namun juga sesuatu untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Dia mengatakan Rabu esok akan memberikan dua pasang kambing untuk masing-masing satu kepala keluarga di Suku Anak Dalam.
Kemudian pihaknya akan membuat akses penyaluran beras ke Nusa Tenggara Timur (NTT) beralih dari Merauke yang surplus beras. Sehingga, masyarakat NTT tak harus mengambil beras dari Pulau Jawa.
"Sehingga suatu saat ke depan perbedaan harga di Jawa dan beberapa daerah di Indonesia tidak terlalu jauh berbeda. Ini saya coba kerjasama dengan Menteri Perhubungan bahkan Menteri Kominfo juga menyanggupi untuk kami memberikan akses internet untuk daerah-daerah yang akan kami Tentukan bersama," kata dia.
Risma optimis hal tersebut dapat mewujudkan pemerataan pembangunan, meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia dengan mengimplementasikannya ke program-program yang direncanakan bersama Kemensos.*
Baca juga: Mensos sebut pandemi buat angka kemiskinan Indonesia lebih berat
Baca juga: Mensos resmikan Sentra Kreasi Atensi disabilitas di Temanggung
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021