PT Pertamina (Persero) melakukan uji coba distribusi elpiji 12 kilogram sebanyak 44 tabung menggunakan pesawat udara Casa ke dataran tinggi Krayan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.Selama ini, elpiji di Krayan dan sekitarnya didatangkan dari Malaysia dengan harga yang sangat mahal sekitar Rp1,5 juta per tabung saat pandemi COVID-19.
"Distribusi pertama ini dari Tarakan menuju Krayan, kemudian elpiji langsung dikirim ke pangkalan di Kecamatan Krayan Induk. Masyarakat dapat menuju pangkalan untuk mendapatkan elpiji 12 kilogram," kata Manajer Unit Hubungan Komunikasi dan CSR Pertamina Regional Kalimantan Susanto August Satria dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Elpiji 12 kilogram itu didatangkan dari depot LPG Balikpapan menggunakan kapal dengan waktu tempuh lima hari hingga akhirnya tiba di Tarakan. Selanjutnya, elpiji tersebut dibawa ke bandara untuk diangkut menggunakan pesawat dengan kapasitas 45 tabung per satu kali terbang.
Baca juga: Pertamina uji coba kapal tanker raksasa buatan Jepang
Saat ini daerah Krayan belum memiliki infrastruktur transportasi yang memadai sehingga Pertamina harus merogoh ongkos angkut mahal guna memastikan masyarakat di daerah pelosok bisa menikmati produk lokal.
Selama ini, elpiji di Krayan dan sekitarnya didatangkan dari Malaysia dengan harga yang sangat mahal sekitar Rp1,5 juta per tabung saat pandemi COVID-19.
Elpiji dari Pertamina hanya dijual Rp600 ribu untuk tabung ukuran 12 kilogram beserta isinya, sedangkan jika warga hendak membeli gasnya saja hanya merogoh kocek Rp190 ribu.
Baca juga: Pertamina proyeksikan impor LPG 2021 capai 7,2 juta metrik ton
Distribusi perdana elpiji ke Krayan ini akan dilakukan hingga 13 Maret 2021. Pertamina menyiapkan total 224 tabung untuk warga di wilayah tersebut agar mereka tidak lagi bergantung pada elpiji dari negara tetangga.
Camat Krayan Heberli mengapresiasi upaya Pertamina dalam mewujudkan mimpi warganya untuk bisa mengakses elpiji lokal melalui distribusi udara.
"Sudah satu tahun 90 persen masyarakat di Krayan dan empat kecamatan sekitar dengan 12 ribu kepala keluarga memasak menggunakan kayu bakar, harga elpiji dari Malaysia mahal karena distribusinya harus digendong dengan tenaga manusia. Kami bersyukur keinginan selama ini untuk mendapatkan elpiji telah terjawab," kata Heberli.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021