"Tahun ini Bank Syariah Indonesia akan melaksanakan rights issue sebagai upaya meningkatkan jumlah saham beredar dan menemukan mitra strategis perusahaan," kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta, Rabu.
Bank Syariah Indonesia akan melakukan right issue secara bertahap hingga tahun 2023. Kebijakan right issue ini untuk memenuhi ketentuan jumlah saham beredar perusahaan yang belum mencapai 7,5 persen.
Baca juga: Bank Syariah Indonesia genjot pembiayaan sektor otomotif
Pemerintah menargetkan kerja sama mitra strategis akan menggunakan jalur Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Indonesia Investment Authority (INA).
"Match of interest kami akan sangat terbuka untuk bekerjasama dengan investor yang ingin mengambil block seed di Bank Syariah Indonesia," kata Kartika.
Bank Syariah Indonesia menargetkan dapat naik kelas dari BUKU III menjadi BUKU IV, serta bisa masuk ke dalam 10 bank syariah terbesar di dunia sejajar dengan Bank Al-Rajhi dan Bank Albilad yang berpusat di Arab Saudi.
Baca juga: Bank Syariah Indonesia jajaki kerja sama dengan Dubai Islamic Bank
Sekedar informasi, kehadiran Bank Syariah Indonesia ini bertujuan untuk mengembangkan ekonomi syariah, termasuk memberikan dukungan terhadap para pelaku usaha kecil di dalam negeri.
Sebagai bank hasil penggabungan dari Bank BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah, dan Bank BNI Syariah, total aset Bank Syariah Indonesia ini tercatat mencapai Rp240 triliun pada posisi Desember 2020.
Saat ini komposisi pemegang saham Bank Syariah Indonesia terdiri dari PT Bank Mandiri sebesar 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar 25 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar 17,4 persen, dana pensiun lembaga keuangan BRI sebesar 2 persen, dan kepemilikan publik sebesar 4,4 persen.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021