Belanja negara akan menjadi inspirasi bagi belanja korporasi dan rumah tangga. Ini yang kita butuhkan untuk mewujudkan pemulihan ekonomi...
Ekonom Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Edhie Purnawan mengungkapkan tiga aspek kunci untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional yang diperkirakan akan berbentuk kurva V.
“Saya optimis, pemulihan ekonomi Indonesia akan berbentuk V, bisa V ramping, pun bisa pula V agak sedikit melebar, sesuai harapan kita semua, namun ada tiga prasyaratnya,” kata Muhammad Edhie Purnawan di Jakarta, Kamis.
Aspek kunci yang pertama adalah mempercepat realisasi dan daya serap stimulus pemulihan ekonomi nasional tahun ini yang memiliki anggaran sebesar Rp699,43 triliun, agar sektor swasta bergerak lebih dinamis sehingga mesin perekonomian bisa bekerja dengan dengan kekuatan penuh.
Baca juga: Dirut BRI: Daya beli dan konsumsi publik kunci pertumbuhan kredit
“Belanja negara akan menjadi inspirasi bagi belanja korporasi dan rumah tangga. Ini yang kita butuhkan untuk mewujudkan pemulihan ekonomi dengan bentuk kurva V,” ujarnya.
Menurut dia, jika pemerintah bisa mempercepat belanja ekonomi secara masif maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa positif di kisaran angka 1-4 persen.
Aspek kunci kedua adalah akselerasi program vaksinasi yang mampu menciptakan 70 persen herd immunity pada akhir 2021.
Baca juga: Gubernur BI kembali soroti lambatnya penurunan bunga kredit perbankan
“Kita bersyukur vaksin asal Inggris sudah juga hadir dan akan tersedia dalam jumlah 11,3 juta sampai akhir 2021 nanti,” ujarnya.
Aspek kunci terakhir adalah penurunan tingkat bunga Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), karena Edhie optimis program penghapusan PPnBM dan aturan DP nol persen untuk KKB serta properti akan mendorong penjualan kendaraan bermotor jika perbankan ikut menurunkan tingkat bunga, khususnya untuk KKB dan KPR.
“Saya berharap penurunan tingkat bunga pinjaman perbankan terjadi dalam waktu yang tidak lama beriringan dengan kebijakan penghapusan PPnBM dan DP nol persen,” katanya.
Baca juga: Ekonom proyeksi transmisi penurunan bunga acuan berlanjut 2021
Ia menambahkan kolaborasi kreatif antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan seluruh pemangku kepentingan, serta sektor swasta, maupun masyarakat, melalui vocal points komunitas-komunitas harus lebih agresif pada 2021 ini.
“Indonesia ini satu. Sejak dilahirkan sampai sekarang ya tetap satu karena itu syarat mutlak sembuhnya kesehatan dan ekonomi nasional adalah team works yang menyatu, dan solid,” tegasnya.
Baca juga: Gubernur BI: Penurunan bunga acuan bakal tekan bunga kredit
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021