Pasar saham Asia diperkirakan akan menguat pada perdagangan Jumat, menyusul petunjuk positif semalam dari Wall Street dan Eropa ketika penurunan lebih lanjut imbal hasil obligasi meredakan kekhawatiran tentang inflasi yang merajalela, memulihkan minat terhadap saham-saham teknologi yang terpukul.Sepertinya kita akan melihat pembukaan positif di seluruh pasar Asia Pasifik
Imbal hasil obligasi zona euro turun setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mengatakan siap untuk mempercepat pencetakan uang guna mempertahankan biaya pinjaman, menggunakan Program Pembelian Darurat Pandemi (PEPP) 1,85 triliun euro lebih banyak selama beberapa bulan mendatang untuk menghentikan kenaikan yang tidak beralasan dalam pembiayaan surat utang.
Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,55 persen di awal perdagangan. Indeks berjangka Nikkei 225 Jepang naik 0,62 persen, indeks berjangka Hang Seng Hong Kong naik 0,55 persen, dan indeks berjangka E-mini untuk S&P 500 naik 0,99 persen.
“Sepertinya kita akan melihat pembukaan positif di seluruh pasar Asia Pasifik,” kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets. “Berita besar semalam adalah keputusan dari ECB. Mungkin ada beberapa kekecewaan karena mereka tidak memperluas program pembelian obligasinya, tetapi hal itu sebagian besar diimbangi oleh upaya untuk mempercepat pembelian."
Imbal hasil obligasi Jerman 10-tahun terakhir di -0,332 setelah jatuh sejauh -0,367 persen, level terendah sejak 18 Februari dan lebih jauh dari level tertinggi hampir satu tahun -0,203 persen pada akhir Februari.
Imbal hasil surat utang AS 10-tahun yang dijadikan acuan, turun ke serendah 1,475 persen, pertama kali melemah di bawah 1,5 persen dalam seminggu. Terakhir memberikan imbal hasil 1,5352 persen dari sebelumnya 1,52 persen pada Kamis (11/3/2021).
Di Wall Street, meredanya kekhawatiran inflasi membantu mendukung ekuitas, dengan sektor teknologi bernilai tinggi memimpin lebih tinggi, melonjak 2,12 persen. Saham-saham mahal, banyak di antaranya berada di sektor teknologi, sangat sensitif terhadap kenaikan imbal hasil baru-baru ini.
Sebaliknya, saham perbankan merugi 0,47 persen. Namun, sementara Dow dan S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi, Nasdaq yang padat teknologi mempercepat kenaikannya, terangkat lebih dari 2,0 persen pada hari itu.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,58 persen, S&P 500 naik 1,04 persen dan Komposit Nasdaq bertambah 2,52 persen.
Sentimen juga didorong oleh data klaim pengangguran mingguan, yang menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja AS karena peluncuran vaksin membantu membuka kembali ekonomi.
Saham Eropa naik, dengan indeks STOXX 600 pan-Europa lebih tinggi untuk hari keempat berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang dalam lima minggu, dengan penutupan indeks pada level tertinggi sejak 21 Februari 2020. Indeks STOXX 600 menguat 0,49 persen dan indeks MSCI yang melacak saham-sahamdi seluruh dunia naik 1,37 persen.
Lelang surat utang AS 30-tahun pada Kamis (11/3/2021) dipandang sebagai sedikit lemah, tetapi tidak mendekati lelang surat utang tujuh tahun yang mengecewakan pada akhir Februari yang membantu memicu kekhawatiran inflasi dan mengirim imbal hasil lebih tinggi.
Analis sebagian besar memperkirakan inflasi akan meningkat karena peluncuran vaksin mengarah pada pembukaan kembali ekonomi, tetapi kekhawatiran tetap ada bahwa stimulus tambahan dalam bentuk paket bantuan virus corona senilai 1,9 triliun dolar AS yang ditandatangani Presiden AS Joe Biden dapat membuat ekonomi terlalu panas.
Dolar melemah untuk hari ketiga berturut-turut, turun dari level tertinggi 3,5 bulan di 92,506 pada Selasa (9/3/2021). Indeks dolar turun 0,43 persen, dengan euro menyusut 0,01 persen menjadi 1,1983 dolar AS.
Harga minyak kembali naik setelah dua hari mengalami penurunan, didukung oleh prospek ekonomi yang cerah dan penurunan dolar. Minyak mentah AS naik 2,5 persen menjadi 66,02 dolar AS per barel dan Brent berada di 69,63 dolar AS per barel, naik 2,6 persen.
Baca juga: Saham Asia diprediksi menguat ketika pasar obligasi kembali tenang
Baca juga: Bursa saham Asia dibuka menguat, kebijakan Fed tenangkan pasar
Baca juga: Pasar saham Asia tawarkan sinyal beragam, investor cerna stimulus
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021