Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida menuturkan selain guguran lava pijar, Merapi juga mengalami 26 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-25 milimeter (mm) selama 12 hingga 87 detik, empat kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-3 milimeter (mm) selama 9 hingga 11 detik dan dua kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3 milimeter (mm) selama 7 hingga 8 detik pada periode pengamatan yang sama.
Asap kawah terpantau berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 400 meter di atas puncak kawah Gunung Merapi. Sementara cuaca di gunung tersebut cerah, berawan, dan mendung.
Baca juga: Baznas beri bantuan 23 bilik pengungsian bencana erupsi Merapi
Angin bertiup sedang ke arah timur dan barat dengan suhu udara 13-23 derajat Celsius, kelembaban udara 70-86 persen dan tekanan udara 568-708 mmHg.
Sementara untuk periode pengamatan pada Sabtu (14/3) pukul 00.00-24.00 WIB, Gunung Merapi mencatatkan 15 kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Adapun jika terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Baca juga: Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran pada Jumat pagi
Baca juga: Erupsi Gunung Sinabung Karo teramati setinggi 200 meter
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021