Film dokumenter pendek “House No.15” yang dibuat oleh Aryo Danusiri (47), akan kembali berlaga dalam kompetisi dokumenter etnografis di RAI Film Festival 2021 yang akan diselenggarakan di London, Inggris.Keberpihakan tidak hanya disampaikan lewat hard facts atas kasus politik yang terjadi, tetapi juga berbagai pengalaman...
Film ini akan berkompetisi untuk kategori the RAI & Marsh Short Film Prize. Setelah diluncurkan pada Jogja Asian Film festival (JAFF) 2018, film dokumenter karya sineas Indonesia ini sudah melanglang buana ke berbagai festival dan biennial termasuk Toronto Biennial 2019.
Melalui siaran pers yang diterima pada Rabu, Aryo menjelaskan bahwa dirinya memvisualkan pengalamannya ketika terlibat dalam kehidupan masyarakat bantaran kali Ciliwung di Kampung Bukit Duri sebelum kampung itu digusur rata pada tahun 2016.
Baca juga: Industri film sebaiknya ubah model bisnis, tidak lagi andalkan bioskop
Melalui "House No.15", Aryo memilih untuk berbagi perjumpaan etnografisnya lewat sebuah adegan keseharian yang melibatkan anak-anak, seorang nenek dan musim hujan di bulan Desember 2014.
Dengan gaya pengambilan gambar single shot cinema, Aryo menyajikan adegan non-hiruk pikuk politik ini hanya dalam kamera statis berdurasi 7 menit.
Aryo tidak berambisi untuk memekikkan pandangan politik kecuali sebuah kritik budaya dalam situasi perubahan cepat urbanitas Jakarta yang meminggirkan orang-orang kecil.
Baca juga: Potensi konten kreatif dongeng di Indonesia masih terbuka lebar
"Keberpihakan tidak hanya disampaikan lewat hard facts atas kasus politik yang terjadi, tetapi juga berbagai pengalaman, experiential facts, juga penting," jelas Aryo.
Selanjutnya dijelaskan oleh Aryo bahwa seringkali adegan keseharian yang memperlihatkan aspek kemanusiaan kerap terabaikan dalam film-film yang terlalu fokus pada kampanye politik.
"House No. 15" diproduksi oleh Aryo di Sensory Ethnography Lab (SEL) di Uviversitas Harvard sebagai karya disertasinya.
Baca juga: Pelaku industri film harap Presiden Jokowi dukung bioskop Indonesia
Baca juga: Seniman Indonesia terlibat di film Disney "Raya and the Last Dragon"
Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021