Direktur Utama Perum Perindo Fatah Setiawan Topobroto mengatakan perusahaan akan mendukung untuk pakan ikan budidayanya.
“Nanti pakan ikan akan dipasok dari Perum Perindo untuk program budidaya ikan kerapu. Pakan ikannya dari Pabrik Pakan kami di Subang,” ujar Fatah dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Seperti diketahui Menteri Kelautan dan Perikanan meminta jajarannya dan stakeholder untuk mengembangkan potensi budidaya ikan kerapu. Pasalnya, ikan kerapu merupakan salah satu komoditas hasil perikanan budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi baik di pasar regional maupun internasional.
Baca juga: Perindo perkirakan harga ikan kembali stabil di kuartal II 2021
Perum Perindo, sebagai BUMN di bidang perikanan merupakan stakeholders KKP dan akan mendukung sepenuhnya program tersebut.
Pabrik pakan Perum Perindo yang berada di Subang ini beroperasi sejak 23 Juli tahun lalu.
“Tidak hanya pakan ikan, kami juga akan support pakan udang untuk budidaya udang vannamei yang digagas Kementerian Kelautan & Perikanan,” ujar Direktur Utama Perum Perindo tersebut.
Perum Perindo memastikan memproduksi pakan ikan dan udang yang bersaing di kelasnya. Adapun mesin pakan mampu memproduksi 6.300 ton per bulan.
Selain itu, bahan baku pakan ikan dan udang menggunakan bahan terbaik seperti tepung ikan, tepung terigu, tepung industri, gaplek, Squid liver powder, minyak ikan, squid liver oil, minyak sawit, vitamin dan mineral.
Baca juga: Erick ingin merger BUMN perikanan fokus bangun "cold chain"
“Untuk beberapa bahan baku pakan ikan dan udang saat ini masih ada yang import, karena di Indonesia saat ini untuk salah satu jenis bahan baku belum tersedia yaitu Fish Oil, namun secara bertahap akan menggunakan bahan baku yang diproduksi di dalam negeri,” kata Fatah.
Selain mendukung program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pabrik pakan ikan dan pakan udang Perum Perindo di Subang merupakan wujud kepedulian dalam membantu petambak dan petani ikan. Pasalnya, pakan memiliki peran penting dengan menguasai 80 persen dari biaya budidaya ikan maupun udang. Perum Perindo juga secara mandiri juga melakukan budidaya kerapu menggunakan teknik keramba jaring apung (KJA) di Singaraja, Bali. KJA Kerapu Perum Perindo memiliki 427 holes.
Kementerian Kelautan dan Perikanan pun menyatakan bahwa budidaya kerapu memiliki keunggulan antara lain mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, serta dapat tumbuh lebih cepat dari induk aslinya, yaitu sekitar 500-600 gram dalam waktu 5-6 bulan dari ukuran tebar 10 cm di Keramba Jaring Apung. Hal itu sudah pasti akan memberikan keuntungan lebih bagi para nelayan.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021