Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menghibahkan satu unit GeNose C19 sebagai alat skrining COVID-19 berbasis embusan nafas kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI).GeNose C19 ini memberikan akurasi pemeriksaan 95-97 persen.
"Ini adalah inovasi anak bangsa yang sudah menggunakan teknologi terkini yaitu teknologi revolusi industri keempat, artificial intelligence (kecerdasan artifisial)," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro dalam acara penyerahan alat itu yang ditayangkan virtual di Jakarta, Kamis.
Alat GeNose C19 itu diterima oleh Ketua MUI Miftachul Akhyar.
Baca juga: Kemristek cari mitra produksi GeNoseC19
Menristek mengharapkan dukungan penuh dari MUI dan segenap masyarakat agar inovasi anak bangsa itu bisa bermanfaat bagi kesehatan masyarakat Indonesia terutama dalam kegiatan penapisan COVID-19 di tengah pandemi.
GeNose yang merupakan inovasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan deteksi COVID-19 berbasis embusan nafas dengan menggunakan kecerdasan artifisial dalam waktu kurang dari tiga menit.
GeNose C19 ini memberikan akurasi pemeriksaan 95-97 persen.
Baca juga: UGM distribusikan 2.021 unit GeNose C19
"Dengan kecerdasan artifisial maka akurasinya akan terus bisa diperbaiki dari waktu ke waktu," ujarnya.
Alat itu tidak mendeteksi virus corona penyebab COVID-19 tapi senyawa organik volatil atau volatile organic compound (VOC) dari orang yang terkena COVID-19.
Semula GeNose C19 dikembangkan untuk bisa mendeteksi tuberkulosis. Namun, dengan kemunculan pandemi COVID-19, maka GeNose C19 diciptakan untuk menjawab kebutuhan skrining COVID-19.
Baca juga: Kemenhub siapkan GeNose di transportasi laut dan udara
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021