"Megatrends merupakan kekuatan global dan transformatif yang menentukan dunia masa depan dengan dampaknya yang luas dan cepat terhadap dunia usaha, masyarakat, budaya, negara, dan kehidupan individu," ucapnya di Padang, Rabu.
Kekuatan itu meliputi pergeseran demografi, ketidakseimbangan ekonomi, arah geopolitik, kecepatan konektifitas, ekologi yang melampaui batas, urbanisasi secara besar-besaran, kelangkaan sumber daya, ketidaksetaraan sosial, teknologi yang melebihi kemampuan manusia dan perubahan iklim.
Seiring dengan hal tersebut juga terjadi revolusi industri terhadap cara manusia dalam mengolah sumber daya dan memproduksi barang.
Baca juga: UNP sepakati kerja sama Tridarma Perguruan Tinggi dengan India
Baca juga: UNP: 20 persen calon mahasiswa gagal SNMPTN saat pencocokan nilai
Pada Revolusi Industri 1.0 muncul mekanisasi menggunakan tenaga uap. Selanjutnya berganti ke Revolusi Industri 2.0 yang ditandai dengan produksi secara masal, adanya jalur rakitan dan munculnya energi listrik.
Setelah itu muncul Revolusi Industri 3.0 yang ditandai dengan otomasi. Segala kebutuhan dalam mengelola sumber daya dan produksi menggunakan elektronik dan perangkat komputer.
"Hingga kondisi terakhir adalah Revolusi Industri 4.0. Hal tersebut ditandai dengan era digitalisasi seperti yang kita rasakan saat ini," kata Mahyeldi.
Kemajuan teknologi yang sangat pesat di era digitalisasi ini memudahkan kehidupan sehari-hari dengan otomatisasi.
Hal itu menghancurkan cara kerja bisnis konvensional karena pemanfaatan mesin atau robot dan pemanfaatan internet sehingga menyebabkan berkurangnya tenaga kerja.
Oleh sebab itu, kemungkinan beberapa jenis pekerjaan dalam 10 tahun ke depan akan hilang seperti tukang pos, staf kredit, agen asuransi, pustakawan, agen travel, kasir dan lainnya.
Di sisi lain, pekerjaan baru juga akan muncul dalam 10 tahun ke depan seperti bisnis start up, programmer, desainer, sosial media manajer, blogger, mobile aplication developer dan lainnya.
Untuk dapat bertahan menghadapi tantangan itu, diperlukan sikap cerdas, adaptif, dan inovatif dalam menyikapi perubahan yang terjadi di masa depan.
"Oleh karena itu, para sarjana dituntut untuk berkompeten dalam dunia kerja sehingga dapat menciptakan dan membuka lapangan pekerjaan yang produktif untuk masyarakat banyak," kata Mahyeldi di hadapan 826 lulusan UNP yang diwisuda hari ini.*
Baca juga: UNP siapkan diri menjadi PTN BH di 2021
Baca juga: UNP akan kukuhkan Gubernur Sumbar sebagai guru besar luar biasa
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021