Dalam konferensi pers KLHK di Jakarta pada Jumat, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI), Ruandha Agung Sugardiman mengatakan bahwa Indonesia tengah menyelesaikan strategi jangka panjang (Long Term Strategy/LTS) menjelang Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (COP) ke-26 di Glasgow, Inggris pada November 2021.
Baca juga: KLHK: Target penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia sudah realistis
Baca juga: Kepada Belanda, Indonesia tawarkan kerja sama adaptasi perubahan iklim
"Mencapai itu semuanya menuju LTS 2050, kita mempunyai beberapa skenario, paling tidak tiga. Pertama extended NDC atau Curent Policy Scenario (CPOS), Transition Scenario (TRNS) hanya pada sektor energi dan yang ketiga Low Carbon Scenario Compatible (LCCP) dengan target Perjanjian Paris," ujar Dirjen PPI KLHK Ruandha.
Sektor agrikultur, kehutanan dan penggunaan lahan lain (Agriculture, Forestry and Other Land Use/AFOLU) dalam skenario CPOS memiliki target emisi GRK akan menurun dan mendekati emisi nol pada 2050, sementara dalam skenario LCCP menargetkan mencapai negatif emisi pada 2050.
Dalam sektor energi dirancang transisi energi dengan skenario CPOS belum terjadi transformasi sistem energi, di TRNS ada transformasi sistem energi dengan fokus pada pembangkit listrik meski perubahannya belum agresif dan LCPP dimana terjadi transformasi energi yang berfokus pada transportasi serta pembangkit listrik.
"Ini yang akan menjadi kesempatan bagi investasi dan sebagainya untuk berkembang menuju ke sana, bagaimana kita menuju emisi karbon rendah ke depan," tambah Ruandha.
Selain itu, dalam LTS Indonesia dimasukkan juga opsi tenaga nuklir dan hidrogen.
Baca juga: Permasalahan dampak perubahan iklim serta upaya KKP dalam mengatasinya
Menurut Ruandha, Indonesia juga telah menyiapkan dokumen pembaruan Nationally Determinend Contribution (NDC) untuk COP26.
"Namun, tidak ada perubahan target, Indonesia tetap akan mempertahankan target penurunan GRK 29 persen pada 2030 dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional," tuturnya..
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021