"Motivasi para pemain untuk mengejar ketinggalan cukup tinggi," ujar Djadjang setelah pertandingan usai.
Baca juga: PSIS ditahan imbang Barito Putra 3-3
Menurut juru taktik berusia 61 tahun itu, semua pemainnya sadar bahwa mereka sedang berada di belakang tiga gol lawan.
Alih-alih kehilangan motivasi, Laskar Antasari justru semakin fokus. Perubahan taktik Djadjang dari bermain melebar menjadi menusuk dari tengah dijalankan dengan baik.
"Kami mengubah strategi di mana kami jadi lebih berani menusuk dari tengah," tutur Djadjang.
Sementara, Rizky Pora, pencetak gol pamungkas Barito Putera pada pertandingan tersebut, merasa bersyukur atas satu angka yang diraih timnya.
Laga tersebut, kata Rizky, rumit bagi timnya karena mereka baru menjalani laga kompetitif setelah satu tahun sepak bola dihentikan akibat pandemi COVID-19.
"Alhamdulillah, ini berkat kerja keras tim. Pertandingan pertama ini cukup berat karena kami sudah lama tidak bermain sepak bola," ujar pria berusia 31 tahun itu.
Baca juga: Manajemen Semen Padang sesalkan Piala Menpora tak libatkan tim Liga 2
PSIS unggul 3-0 terlebih dahulu melalui Fandi Eko Utomo (32'), Hari Nur Yulianto (34') dan Komarudin (40').
Barito Putera kemudian mengejar berkat gol-gol Donald Bissa (48'), Bayu Pradana (83') dan Rizky Pora (90+4').
Hasil itu membuat Barito Putera berada di peringkat kedua Grup A di bawah pimpinan sementara PSIS. Setelah itu menyusul berturut-turut Arema FC dan Tira Persikabo.
Baca juga: Paul Munster tak tergoda nama besar dalam rekrut pemain
Baca juga: PSM tak ingin main asal-asalan di Piala Menpora
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021