"Dengan literasi desa yang baik saya kira bisa mengisi ruang-ruang pendapatan seperti yang ada di peluang e-commerce," ujar Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Suprapedi dalam Rakornas Bidang Perpustakaan 2021 yang dipantau di Jakarta, Senin.
Suprapedi yang mewakili Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dalam rakornas itu mengatakan desa ditargetkan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk mencapai target itu perlu instrumen digitalisasi desa, yakni e-commerce.
Baca juga: Kemendes: Literasi desa pegang peran penting dorong ekonomi desa
Ia mengemukakan potensi pasar e-commerce barang konsumsi di Indonesia sebesar 107 juta orang, dengan penetrasi konsumen e-commerce di Indonesia mencapai 40 persen.
"Artinya di sini (e-commerce) ada peluang, oleh karena itu literasi desa dikaitkan dengan digital ini menjadi salah satu substansi penting yang diberikan kepada masyarakat desa. Sehingga nanti diharapkan bisa diperoleh pertumbuhan ekonomi desa yang bagus," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi mengatakan digitalisasi desa dapat mewujudkan upaya transformasi menuju Indonesia yang maju.
“Arahan Presiden (tentang digitalisasi) sangat sesuai dengan SDGs Desa Nomor 17, yaitu Kemitraan dan Pembangunan Desa,” kata Wamendes PDTT.
Ia mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo mengarahkan pembangunan desa untuk fokus pada teknologi dan informatika.
Menurut Budi Arie, digitalisasi dan pengembangan desa wisata yang mendukung ketahanan pangan termasuk smart village adalah strategi yang tepat untuk menjadi model pengembangan desa-desa di Indonesia di masa depan.
Baca juga: Pemerintah harus dominan dalam tingkatkan budaya literasi
Baca juga: Ganjar : Perpustakaan harus mudah diakses masyarakat
Baca juga: Gerakan literasi perlu untuk lengkapi PJJ siswa, sebut legislator
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021