Saham Korea Selatan (Korsel) berakhir melemah pada Selasa karena investor asing dan institusional melepas saham di tengah kekhawatiran tentang imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.
Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) turun 30,72 poin atau 1,01 persen menjadi menetap di 3.004,74. Volume perdagangan mencapai 1,31 miliar saham senilai 15,9 triliun won (14,1 miliar dolar AS).
KOSPI memulai 0,09 persen lebih tinggi, tetapi berbalik turun pada perdagangan pagi lalu melanjutkan penurunan di sisa sesi perdagangan.
Baca juga: Saham Korea Selatan turun karena aksi jual investor asing
Kekhawatiran tentang imbal hasil obligasi pemerintah AS tetap ada meskipun imbal hasil diperdagangkan lebih rendah semalam, kata pengamat pasar.
Imbal hasil pada acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun, proksi minyak mentah untuk ekspektasi inflasi, turun menjadi sekitar 1,68 persen semalam, setelah menembus di atas 1,70 persen akhir pekan lalu untuk pertama kalinya sejak Januari 2020.
Investor asing dan institusi melepas saham masing-masing senilai 477,6 miliar won (423 juta dolar AS) dan 540,8 miliar won (478,8 juta dolar AS).
Baca juga: Saham Korea Selatan jatuh, dipicu khawatir lonjakan yield obligasi AS
Sebagian besar saham berkapitalisasi besar melemah. Pemimpin pasar Samsung Electronics turun 0,2 persen, dan raksasa chip memori SK hynix turun 2,2 persen. Perusahaan kimia terkemuka LG Chem turun 3,7 persen, dan mesin pencari yang paling banyak digunakan, Naver, merosot 2,7 persen.
Produsen mobil terbesar Hyundai Motor merosot 1,1 persen dan produsen baterai isi ulang Samsung SDI tergelincir 2,8 persen. Raksasa biofarmasi Celltrion naik 1,2 persen, tetapi Samsung Biologics, unit farmasi Samsung Group, menyusut 0,3 persen.
Indeks KOSDAQ berkapitalisasi kecil kehilangan 9,07 poin, atau 0,95 persen, menjadi ditutup pada 946,31.
Mata uang lokal berakhir pada 1.129,7 won terhadap dolar AS, turun 1,3 won dari penutupan sebelumnya. Mata uang Korea Selatan terdepresiasi di tengah penjualan asing saham domestik.
Baca juga: Saham Korea Selatan naik setelah pertemuan FOMC
Pewarta: Biqwanto Situmorang
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021