Konsep guyub nantinya akan mendominasi kamar- kamar yang disediakan di Wisma Seni yang saat ini tengah dibangun dalam proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) tahap 1.Harapannya dengan konsep itu, Wisma Seni dapat digunakan untuk guyub dan diskusi oleh pelaku seni
Perubahan konsep kamar itu disepakati bersama dengan para seniman lewat Forum Group Disscussion (FGD) setelah proyek sempat di moratorium pada akhir 2019.
Baca juga: Remaja Jakarta tak sabar tunggu Taman Ismail Marzuki kembali dibuka
“Harapannya dengan konsep itu, Wisma Seni dapat digunakan untuk guyub dan diskusi oleh pelaku seni ketika mempersiapkan berbagai kebutuhan sebelum pementasan seni,” ujar Manajer Komunikasi Revitalisasi TIM Yeni Kurnaen kepada ANTARA, Rabu.
Wisma Seni merupakan salah satu fasilitas untuk seniman yang letaknya tersedia di Gedung Panjang yang hingga minggu lalu pembangunannya sudah mencapai 64 persen.
Seniman yang nantinya akan pentas di Pusat Kesenian itu dapat menginap di Wisma Seni.
Jika pada konsep awal satu kamar hanya dapat diisi oleh dua orang, dalam konsep guyub nantinya satu kamar dapat diisi oleh 4 sampai 8 orang.
Baca juga: Revitalisasi TIM telah memasuki tahap dua
Kasur yang digunakan untuk tidur pun berubah bentuknya, dari yang sebelumnya satu kamar diisi oleh satu kasur lalu diubah menjadi kasur tingkat atau bunk bed.
Meski demikian bagi seniman yang membutuh privasi, tersedia juga kamar yang menampung dua orang dalam satu kamar.
“Tapi yang mengambil porsi paling besar, itu kamar yang berkonsep sharing,” kata Yeni.
Baca juga: Hampir rampung, revitalisasi TIM tahap satu capai 75 persen
Hingga kini secara keseluruhan revitalisasi TIM tahap 1 sudah mencapai pengerjaan minggu ke- 87 dengan total persentase 75 persen.
Diharapkan pada Juli 2021 proyek itu dapat selesai tepat waktu dan dapat kembali digunakan untuk aktivitas kesenian dan kebudayaan.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021