Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area I Kemenparekraf Taufik Nurhidayat mengatakan, pihaknya sangat mendukung adanya kegiatan lokal di luar destinasi pariwisata super prioritas untuk menggerakkan kembali sektor parekraf lokal.
"Kita khususnya di deputi pemasaran, terus terang saja fokusnya adalah destinasi wisata super prioritas. Tapi, tentu tidak menutup kemungkinan untuk daerah dan provinsi-provinsi lain yang mempunyai event untuk kita berikan dukungan," kata Taufik kepada ANTARA, Kamis.
Baca juga: Kemanprekraf revitalisasi toilet di Bali dan lima DPSP Indonesia
Baca juga: Kemenparekraf bahas finalisasi kebijakan Travel Corridors
Lebih lanjut, Taufik memaparkan pemerintah melalui kementeriannya masih tetap mengakomodir Calendar of Event (CoE) di provinsi dan destinasi-destinasi wisata lain di Tanah Air.
Ada pun dukungan lain yang diberikan mencakup terselenggaranya pameran wisata (travel fair dan travel mart) yang diharapkan mampu mendorong terjadinya transaksi.
"Kami masih tetap mengakomodir Calendar of Events, yang berasal dari provinsi dan destinasi-destinasi wisata lain di Indonesia," kata Taufik.
"Di luar Calendar of Events, kami juga bertanggung jawab untuk event-event seperti travel mart, atau event yang sifatnya menghasilkan penjualan dan transaksi. Nah, salah satunya adalah Aceh Travel Mart 2.0 ini, yang salah satu kegiatannya adalah B2B (business to business), yang menghasilkan potensi transaksi," ujarnya menambahkan.
Selain mendorong adanya transaksi, Taufik kemudian juga berharap adanya acara seperti Travel Mart bisa mempererat hubungan antara sesama pelaku sektor pariwisata daerah satu dengan lainnya.
"Ke depan, dengan adanya B2B, mereka (pelaku sektor wisata) bisa bertukar paket wisata atau tur, hingga ada mitra yang menjual itu dari daerah ke daerah. Itu lah potensi-potensi transaksi yang nantinya diharapkan," kata Taufik.
"Harapannya ke depan, daerah lain juga ada inisiasi seperti itu, untuk mewujudkan tiga inti dari pariwisata, yaitu yang pertama adalah pergerakan, kedua adalah lama tinggal, dan yang ketiga adalah spending atau terjadinya transaksi," pungkasnya.
Baca juga: Digitalisasi jadi kunci utama dukung sektor parekraf
Baca juga: Menparekraf sebut 5 langkah agar UMKM berkembang di sektor pariwisata
Baca juga: Kemenparekraf: Jadilah wisatawan yang bertanggung jawab
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021