Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor Prof Muladno Basar memprediksi pasokan ayam masih "over supply" atau berlebih pada tahun ini sebagaimana terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.Jadi pata tahun ini berpotensi kelebihan setengah miliar ekor lebih
Muladno dalam webinar pengendalian "over supply" perunggasan yang dipantau di Jakarta, Kamis, mengatakan pasokan ayam pada tahun ini berpotensi berlebih sebanyak 510 juta ekor.
Berdasarkan data Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) potensi produksi ayam dalam bentuk hidup maupun daging karkas tahun ini sebanyak 3,4 miliar ekor, sementara permintaan di masyarakat diperkirakan sebanyak 2,9 miliar ekor.
"Jadi pata tahun ini berpotensi kelebihan setengah miliar ekor lebih," kata Muladno.
Data GPPU pada 2020, realisasi produksi ayam sejak Desember 2019 hingga November 2020 yaitu sebanyak 2.919.516.243 ekor, sedangkan permintaan di masyarakat hanya 2.469.567.938 ekor sehingga berlebih 449.948.305 ekor.
Muladno menerangkan pada akhir 2020 pemerintah melalui Kementerian Pertanian sudah berupaya membuat keseimbangan antara pasokan dan permintaan dengan pengurangan Day Old Chicken (DOC) atau ayam berusia kurang dari 10 hari dan afkir dini yang bisa mengurangi hingga 130 juta ekor. Namun jumlah tersebut masih belum cukup untuk mengimbangi kelebihan pasokan sebanyak 449 juta ekor.
Menurut Muladno, masalah kelebihan pasokan unggas ini telah terjadi di Indonesia bahkan sejak tujuh tahun terakhir. Pasokan yang lebih besar dibandingkan permintaan yang ada menyebabkan harga ayam hidup di tingkat peternak menjadi turun meskipun harga daging ayam tetap stabil.
Baca juga: Ketua DPD minta pemerintah lindungi peternak ayam mandiri
Baca juga: PPRN: Kegagalan tata niaga unggas rugikan peternak Rp5,4 triliun
Baca juga: PT PPI terus jalankan penyerapan ayam hidup dari peternak mandiri
Baca juga: Pinsar: konsumsi ayam-telur Indonesia rendah dibanding negara tetangga
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021