Menkes: Pandemi tuntut perubahan perilaku

25 Maret 2021 16:32 WIB
Menkes: Pandemi tuntut perubahan perilaku
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin untuk Aparatur sipil negara (ASN) dan tenaga pendidik saat vaksinasi COVID-19 massal di Balai Kota Yogyakarta, Umbulharjo, DI Yogyakarta, Selasa (23/3/2021). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/rwa.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan rangkaian peristiwa pandemi yang melanda dunia menuntut perubahan perilaku manusia yang lebih sehat.

"Semua pandemi yang memakan ratusan bahkan puluhan juta korban itu menuntut perubahan perilaku manusia," katanya saat memberikan pemaparan dalam acara webinar "Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia" yang digelar Wali Amanat UI kerja sama Kemenristek/Brin yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Contohnya, saat Wabah Hitam atau Black Death yang pertama kali melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14.

"Gara-gara ada kutu yang di tikus bisa loncat lewat segala macem itu, sehingga keluar yang namanya sabun, harus cuci tangan, gosok gigi, dampaknya perubahan perilaku manusia. Dulu manusia tidak pernah cuci tangan. Juga di tahun 1500-an, tidak pernah gosok gigi, mungkin habis ke belakang juga tidak pernah bersih-bersih," katanya.

Baca juga: Menkes ingatkan tetap patuhi protokol kesehatan setelah vaksin

Baca juga: Menkes Budi targetkan peroleh 100 juta vaksin AstraZeneca


Manusia mengubah perilaku mencuci tangan pada saat itu, kata Budi, melalui peran ibu dan guru.

Peristiwa lainnya saat human immunodeficiency virus (HIV) memakan puluhan juta korban yang menuntut perubahan perilaku dalam berhubungan badan.

Situasi yang sama juga terjadi saat pandemi COVID-19 terjadi saat ini. "Diperlukan perubahan perilaku 3M, mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker. Siapa yang mengajarnya? Harusnya ibu dan guru. Sejak kecil anak-anak kita harus diajarkan. Karena yang namanya pandemi tidak ada yang selesai dalam kurun satu tahun, bisa sampai lima bahkan sampai pilihan tahun dan berubah jadi epidemi," katanya.

Budi mengemukakan terdapat empat strategi yang direkomendasikan Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) dalam mengendalikan laju penularan virus.

Selain melalui perubahan perilaku juga perlu didukung oleh kegiatan diagnosis dalam mengecek potensi penularan penyakit pada orang yang sehat.

Berikutnya, kata Budi, dengan cara vaksinasi yang diberikan kepada orang yang sehat.

"Strategi untuk orang yang sakit itu cuma satu, yaitu perawatan. Empat hal itu saja yang dijalankan dengan disiplin, itu harus dibangun dan dipersiapkan," katanya.*

Baca juga: Menkes sebut Indonesia sudah dapat 360 juta lebih dosis vaksin

Baca juga: Menkes ungkap N439K varian baru COVID-19 yang cepat hilang

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021