Berdasarkan perjanjian tersebut, EU akan mencabut ancamannya untuk melarang ekspor vaksin Pfizer-BioNTech ke Inggris, tambahnya.
Sebagai gantinya, pemerintah Inggris akan setuju untuk melepaskan beberapa pasokan jangka panjang vaksin Oxford-AstraZeneca yang sedianya akan diekspor dari Belanda, surat kabar tersebut melaporkan.
Pada Jumat (26/3), European Medicines Agency menyetujui tempat produksi Halix di Belanda yang membuat vaksin AstraZeneca dan fasilitas di Marburg di Jerman yang memproduksi suntikan BioNTech / Pfizer.
Penjelasan EU atas lokasi vaksin dilakukan ketika serikat pekerja mengandalkan mereka untuk meningkatkan pengiriman pada kuartal kedua dan mempercepat lambatnya penyuntikan di blok tersebut.
Peluncuran vaksin bermasalah di Eropa telah menyebabkan perselisihan dengan Inggris, yang telah mengimpor 21 juta dosis yang dibuat di UE, menurut seorang pejabat UE. Inggris mengatakan pihaknya melakukan negosiasi yang lebih baik dengan produsen dan mengatur rantai pasokan.
EU mengatakan bahwa Inggris harus berbagi lebih banyak, terutama untuk membantu menutupi kekurangan dalam kontrak pengiriman vaksin AstraZeneca.
Brussels dan London berusaha meredakan ketegangan pada Rabu, seraya menyatakan mereka bekerja "untuk menciptakan situasi sama-sama menguntungkan dan memperluas pasokan vaksin untuk semua warga negara kita".
Pemerintah Inggris, Pfizer-BioNTech, dan AstraZeneca tidak segera dapat dihubungi untuk memberikan komentar setelah jam kerja.
Sumber: Reuters
Baca juga: EU ke AstraZeneca: Tak ada ekspor vaksin sampai kontrak kami terpenuhi
Baca juga: EU akan beri sanksi pada 11 orang yang terlibat kudeta Myanmar
Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021