"Dalam tahapan produksi yang dilakukan oleh Oxford-AstraZeneca tidak digunakan bahan yang merupakan turunan babi," katanya dalam acara Diskusi Terbatas bertajuk 'Bagaimana pembuatan vaksin COVID-19 dan apa saja yang terkandung di dalamnya?' yang disiarkan melalui aplikasi Zoom, Senin.
Anita mengatakan vaksin AstraZeneca merupakan salah satu bentuk baru vaksin karena berisi DNA Adenovirus yang dimodifikasi dengan menghilangkan gen E1 dan E3, kemudian disisipkan materi genetik protein spike SARS-CoV-2, penyebab COVID-19.
Baca juga: Vaksin AstraZeneca tidak gunakan tripsin hewani, melainkan jamur
DNA Adenovirus yang mengandung gen spike ditransformasi ke bakteri E coli lalu dimurnikan sebelum dimasukkan ke sel HEK293 yang merupakan sel mamalia.
"Sel mamalia ini kalau belum punya, kita bisa beli di mana saja. Yang dilakukan oleh Oxford-AstraZeneca adalah membeli HEK293 dari suplier Thermo Fisher," katanya.
Sel HEK293 dilepaskan dari pelat dengan menggunakan enzim tripsin atau protein yang digunakan untuk mempercepat reaksi biokimia. Sel kemudian dicuci dengan medium cair di sentrifuga untuk menghilangkan kandungan tripsin dan larutan lainnya.
Tujuannya, agar sel tidak rusak dan ditambahkan kembali medium cair sehingga sel berada dalam larutan suspensi untuk selanjutnya dapat digunakan untuk proses lebih lanjut. Umumnya 1 x 10 sel dalam 1 ml, kata Anita.
"Enzim tripsin digunakan untuk melepas sel inang oleh suplier sebelum dibeli oleh Oxford-AstraZeneca, dan tidak bersinggungan langsung dengan vaksin," katanya.
Baca juga: Bio Farma minta Kemenlu bantu diplomasi India soal embargo vaksin
Kemudian Oxford-AstraZeneca memperbanyak sel HEK293 yang diperoleh dari Thermo Fisher sesuai kebutuhan dengan melepaskan sel pada pelat menggunakan enzim TrypLET Select.
"TryPLE select yang digunakan di Oxford-AstraZeneca adalah enzim dari jamur yang dibuat secara rekombinan. Tripsin babi tidak digunakan lagi," katanya.
Anita mengatakan, proses selanjutnya dilakukan proses pencucian, sentrifugal dan penambahan medium DMEM yang merupakan medium basal terdiri atas unsur vitamin, asam amino, garam, glukosa, dan pH indikator. Lalu berlanjut pada proses inkubasi. "Proses ini dilakukan berulang sampai memperoleh jumlah sel yang diinginkan," katanya.
Selanjutnya pada fase bank sel host untuk produksi, kata Anita, sel diperbanyak lalu ditambah genom Adenovirus (transfeksi) hingga menjadi bibit virus sebelum masuk tahap produksi di bank sel host.
Baca juga: Efek samping pada vaksinasi COVID-19 adalah wajar
Baca juga: Kemenkes jaga ketersediaan stok vaksin April yang terpengaruh embargo
Baca juga: COVAX harapkan India kembali kirimkan vaksin AstraZeneca pada Mei
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021