"Kami membuat kebijakan, satu usia muda di atas 18 tahun membawa dua lansia dia dapat bonus suntik vaksin COVID-19," kata
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu dalam acara daring Dialog Produktif Rabu Utama bertajuk “Partisipasi Lansia, Tugas Bersama” yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Menurut dia kebijakan tersebut merupakan model baru pelaksanaan vaksinasi dalam upaya mempercepat cakupan vaksinasi bagi kelompok lansia.
Maxi melaporkan proses percepatan vaksinasi lansia tahap dua masih relatif lambat. Sebab dari target 21,6 juta jiwa lansia, hingga saat ini baru sekitar 1.560.000 peserta yang telah divaksin.
Baca juga: Interval vaksinasi dewasa dan lansia disamakan, sebut Kemenkes
Baca juga: Bulan Ramadhan, vaksinasi COVID-19 di Kota Bogor tetap berjalan
Selain itu, kata Maxi, angka kepesertaan lansia dalam program vaksinasi COVID-19 masih terkonsentrasi di beberapa kota besar di Indonesia.
"Misalnya, di Jakarta Pusat sudah 80-an persen dari sasaran, Kota Surakarta 50-an persen, Surabaya mendekati 50 persen, Kepulauan Riau mendekati 50an persen," katanya.
Sedangkan di 466 kota/kabupaten lainnya, kata Maxi, angka kepesertaan lansia masih di bawah 25 persen dari total populasi daerah.
Ia mengimbau kepada pemerintah daerah untuk mengoptimalkan vaksinasi bagi lansia agar angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19 terutama bagi kelompok lansia dapat ditekan.
Sejumlah hambatan pun dihadapi lansia dalam mengakses pelayanan vaksinasi, di antaranya kesulitan memahami teknologi informasi (TI) hingga masalah transportasi, kata Maxi.
"Mau datang ke sentra vaksinasi, anaknya sedang sibuk kerja sehingga tidak diantar. Ada juga masalah ekonomi, dia tidak ada ongkos transportasi," katanya.
Baca juga: Lansia bisa vaksinasi COVID-19 gratis di Kolese Kanisius
Baca juga: Hoaks pengaruhi minat lansia ikut vaksinasi
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021