Pengamat ekonomi perikanan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Teuku Junaidi mengatakan pemerintah daerah perlu menggencarkan pelatihan bagi warga yang tertarik untuk mengembangkan budi daya perikanan.Program pelatihan dan bantuan permodalan bisa diberikan bagi mereka yang membutuhkan atau bagi mereka yang terdampak pandemi
"Pemda perlu menggencarkan pelatihan dan pemberdayaan bagi masyarakat yang tertarik mengembangkan usaha budi daya perikanan agar dapat memiliki keterampilan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Selain itu, kata dia, pemerintah daerah juga bisa membantu permodalan bagi warga yang ingin mengembangkan budi daya perikanan dalam skala rumah tangga contohnya budi daya ikan menggunakan teknologi bioflok.
"Budi daya ikan dengan teknologi ini dapat dilakukan dengan hanya memanfaatkan halaman rumah," katanya.
Menurut dia, peran pemda sangat strategis dalam mendorong warga mengembangkan budi daya perikanan, terutama pada masa pandemi seperti sekarang ini.
"Program pelatihan dan bantuan permodalan bisa diberikan bagi mereka yang membutuhkan atau bagi mereka yang terdampak pandemi sehingga dapat memiliki alternatif pemasukan baru yang potensial untuk menyejahterakan keluarganya," katanya.
Dia menambahkan mereka yang telah mendapat pelatihan dan berhasil menerapkannya dapat dijadikan agen perubahan yang nantinya dapat menjadi contoh bagi masyarakat lainnya.
"Agen perubahan ini akan menjadi panutan bagi masyarakat apabila mampu membuktikan hasil pelatihan dan usaha yang dijalankan berbuah pada kemandirian usaha dan sebagai wujud tumbuhnya UMKM di lingkungan perkampungan atau perumahan masing-masing," katanya.
Sementara itu, dia mengatakan bahwa usaha yang dapat dikembangkan salah satunya adalah budi daya perikanan menggunakan kolam terpal di halaman rumah dengan menggunakan teknologi bioflok.
"Teknologi Bioflok bukan hal yang baru di dunia perikanan, khususnya budi daya ikan air tawar. Pemerhati perikanan melihat usaha bioflok dapat dijadikan prioritas untuk ditularkan pada masyarakat," katanya.
Dia mengatakan teknologi bioflok dapat dilakukan dengan membuat kolam terpal yang dilengkapi aerator atau blower dan menambahkan probiotik ke dalamnya.
"Teknologi dengan bantuan bakteri akan menguraikan limbah pakan menjadi protein sel tunggal. Protein sel tunggal dalam gumpalan atau flok itulah yang menjadi pakan ikan," katanya.
Teknologi ini, kata dia, bersahabat dengan lingkungan, karena tidak mengeluarkan bau dan tidak membutuhkan pergantian air yang rutin.
"Budi daya bioflok yang benar akan mampu memberi solusi bagi perekonomian sebagian masyarakat yang terdampak pandemi," katanya.
Selain itu, kata dia, biaya untuk mengembangkan bioflok juga sangat terjangkau dan teknologi yang diaplikasikan juga cukup mudah dan murah.
Baca juga: KKP yakin budidaya ikan sistem bioflok perkuat ketahanan pangan
Baca juga: KKP ungkap keunggulan sistem bioflok dalam budi daya perikanan
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021