• Beranda
  • Berita
  • Menkominfo ingin museum Monumen Pers Nasional bertransformasi digital

Menkominfo ingin museum Monumen Pers Nasional bertransformasi digital

1 April 2021 15:44 WIB
Menkominfo ingin museum Monumen Pers Nasional bertransformasi digital
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate. (kominfo.go.id) (kominfo.go.id)
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mendorong museum Monumen Pers Nasional untuk menerapkan akselerasi transformasi digital dalam setiap layanan.

Menurutnya, pandemi COVID-19 mendorong bangsa-bangsa di dunia dan Indonesia untuk berakselerasi melakukan transformasi digital sehingga ini menjadi momentum yang tepat bagi Monumen Pers Nasional melakukan pencitraan ulang

“Kalau tahun 1933 Radio Solo hadir, dan di tahun 1945 meneruskan berita proklamasi ke seluruh Tanah Air termasuk di Solo, maka pada tahun 2021 ini adalah lompatan baru penyiaran digital, era transformasi digital. Inilah momentumnya, makanya kita perlu melakukan pemugaran konsep reborn,” kata dia dalam Tour Monumen Pers Nasional di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis.

Menurut Johnny, kelahiran baru transformasi ditandai dengan terjadinya pemanfaatan alat-alat analog ke suatu perjuangan dan adaptasi teknologi baru, yakni teknologi digital.

Baca juga: Menkominfo akan pugar Monumen Pers dengan konsep "reborn"

Oleh karena itu, Kominfo akan membentuk tim untuk menyiapkan rancangan yang menyeluruh. Johnny mengatakan koleksi monumen ini harus dibuat dengan baik, tidak hanya kokoh, tetapi juga memiliki koleksi yang monumental untuk menandakan perjuangan bangsa.

"Sejarah ini untuk membangkitkan kembali semangat nasionalisme persatuan," kata dia.

Menkominfo menilai Monumen Pers Nasional memiliki potensi untuk membangkitkan sikap nasionalisme generasi muda penerus bangsa, lantaran setiap benda koleksi sejarah mengandung makna mendalam perjuangan kecintaan kepada negara. Dengan begitu, kata dia, rasa persatuan antara generasi penerus bangsa semakin erat.

Baca juga: Monumen Pers dorong semangat jurnalis pada momentum HPN

Johnny juga mendorong agar keunggulan dari nilai sejarah harus dimanfaatkan secara komprehensif oleh setiap individu. Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi modal utama dalam menyusun kekuatan nasional yang dapat bertahan dari berbagai tantangan yang menghadang.

“Saya lihat masih ada 238.000 lebih koleksi yang belum terdigitalisasi. Tidak harus selesai dalam satu tahun, tapi kita jarus menyusun konsep besar yang nanti diselesaikan melalui ketersediaan fiskal untuk bagaimana ini dibangun,” ucap dia.

Di hadapan seluruh pegawai Monumen Pers Nasional dan pewarta lokal yang hadir, Menkominfo menyatakan revitalisasi pemugaran, pelestarian dari monumen ini perlu dilakukan untuk menjaga dan mengawal riwayat perjalanan bangsa, penyiaran, serta pers nasional.

“Karenanya, saya mendukung perspektif yang kuat dari rencana untuk menjadikan Monumen Pers sebagai monumen yang merepresentasikan dan menjadi saksi sejarah penyiaran perjalanan pers," ujar Johnny.

"Sehingga tentu saya meminta kita untuk melihat kembali secara penuh dan saya menginginkan dan melihat satu konsep menyeluruh bagi konsep besar Monumen Pers Nasional, bukan monumen tambal sulam konsep karena ini Gedung Sejarah dan ini saksi perjalanan sejarah bangsa, saksi penyiaran, serta saksi perjalan pers nasional,” sambung dia.

Johnny pun meminta pengelola Monumen Pers Nasional melakukan tolok ukur dengan apa yang telah dilakukan bangsa Perancis, Belanda, Inggris dan sejarah perjuangan Amerika Serikat.

“Saya ingin betul-betul yang komprehensif dan dilakukan penelaahan yang mendalam. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya menunjuk Bu Niken untuk mengepalai penyusunan strategi pemugaran. Saya tidak ingin seperti streaming, misalnya gedung atau ruang audio visual untuk Monumen Pers Nasional. Harus di desain ulang lebih dari ini baik desain ruangannya, persamarataannya, tata suaranya, jernih gambarnya, dan demikian halnya tata ruang menyeluruh kawasannya,” kata dia.

Menkominfo menerangkan, apabila dilihat dari luar, monumen ini dapat memberikan kesan historis, kesan arsitektural kombinasi jawa dan Asia (global). Tetapi, di dalamnya perlu dibuat tata rancangan sehingga begitu orang melihat, maka akan timbul kesan bahwa ini suatu monumen sejarah dan bisa memberi daya tarik bagi generasi muda dan penerus bangsa Indonesia.

“Pada saat mereka berkunjung ke sini mendapat penjelasan melalui guide yang betul-betul terampil sehingga mampu memberikan kesan dengan semangat yang baru,” kata dia.

Dalam kunjungan ke Monumen Pers Nasional, Johnny didampingi Staf Khusus Menkominfo Bidang IKP, Transformasi Digital dan Hubungan Antar-Lembaga, Rosarita Niken Widiastuti dan Staf Khusus Menkominfo Bidang Digitalisasi dan SDM, Dedy Permadi.


Baca juga: Kemkominfo: Revitalisasi Monumen Pers sambut peradaban baru

Baca juga: Monumen Pers pamerkan koleksi di Festival Ranggawarsita

Baca juga: 18.000 pengunjung datangi Monumen Pers setiap tahun

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021