• Beranda
  • Berita
  • Penyelenggara Olimpiade Tokyo segera putuskan nasib kirab obor Osaka

Penyelenggara Olimpiade Tokyo segera putuskan nasib kirab obor Osaka

2 April 2021 20:57 WIB
Penyelenggara Olimpiade Tokyo segera putuskan nasib kirab obor Osaka
Foto arsip - Presiden Tokyo 2020 Seiko Hashimoto menyampaikan pidato pada Grand Start Estafet Obor Olimpiade di Naraha, prefektur Fukushima, Jepang, Kamis (25/3/2021). ANTARA FOTO/REUTERS / Kim Kyung-Hoon / Pool/aww.
Presiden panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo Seiko Hashimoto mengatakan segera menggelar diskusi dengan pejabat Osaka soal estafet obor di kota yang berada di Jepang barat itu.

Pernyataan Hashimoto itu datang sehari setelah Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura mengatakan kirab obor Olimpiade yang akan diadakan kota itu pada 14 April harus dibatalkan karena melonjaknya kasus COVID-19.

"Kami akan melakukan diskusi menyeluruh dengan pejabat lokal tentang bagaimana estafet harus diadakan sehingga kami dapat membuat pengumuman dengan cepat," kata Hashimoto seperti dikutip dari Kyodo, Jumat.

Dia menambahkan, panitia belum melihat masalah besar sejak kirab obor yang akan berlangsung selama 121 hari itu dimulai pada 25 Maret di Prefektur Fukushima.

Pejabat pada komite perencanaan kirab obor Osaka berencana mengadakan pertemuan awal pekan depan untuk secara resmi memutuskan apakah akan membatalkan bagian estafet di kota itu dan akan memberi tahu komite penyelenggara.

Baca juga: Pertama kali, perempuan diizinkan naik Chintoro untuk kirab Olimpiade

Yoshimura dan Walikota Osaka Ichiro Matsui sudah mengatakan estafet harus dibatalkan karena diperkirakan akan menarik banyak orang di tengah melonjak tajamnya kasus COVID-19.

Pada hari yang sama, ketika Prefektur Osaka mengonfirmasi 616 kasus COVID-19, jumlah tertinggi dalam dua bulan terakhir, pemerintah pusat menetapkan wilayah ini dan dua prefektur lainnya berada di ambang keadaan darurat COVID-19.

Panitia mengatakan kemungkinan akan membatalkan segmen estafet yang digelar di jalan umum dan mengadakan acara seremonial tanpa penonton jika mereka berada dalam keadaan darurat atau jika penduduk diminta menahan diri agar tidak keluar rumah.

Kemungkinan pembatalan estafet di salah satu kota tersibuk di Jepang itu akan menjadi pukulan bagi upaya panitia penyelenggara dalam meningkatkan dukungan publik kepada Olimpiade yang akan dimulai 23 Juli setelah ditunda satu tahun.

Hashimoto juga mengatakan panitia tidak akan memiliki pengganti Hiroshi Sasaki yang mengundurkan diri bulan lalu sebagai direktur utama yang bertanggung jawab atas upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade Tokyo.

Pengunduran diri Sasaki terjadi setelah laporan bahwa dia telah mengusulkan komedian perempuan Naomi Watanabe berpakaian seperti babi dalam upacara pembukaan Olimpiade.

Baca juga: FINA pertimbangkan batalkan kualifikasi selam Olimpiade Tokyo

"Sebagian besar (perencanaan) telah dilakukan dan kami sedang dalam tahap menyempurnakannya. Kami akan menyempurnakan semuanya di bawah tim saat ini," kata Hashimoto.

Pemerintah Jepang telah meminta prefektur Osaka, Miyagi dan Hyogo agar mengambil tindakan COVID-19 yang lebih ketat dari 5 April hingga 5 Mei berdasarkan revisi Undang-Undang yang berlaku Februari.

Dengan penetapan tersebut, langkah-langkah yang lebih ketat terhadap virus corona akan diterapkan di Osaka dan lima kota sasaran lainnya.

Kirab obor Olimpiade dijadwalkan akan melibatkan sekitar 10.000 pembawa obor yang melakukan perjalanan melalui 47 prefektur di Jepang.

Untuk langkah pencegahan penyebaran virus corona, penyelenggara telah mengimbau penonton di pinggir jalan agar mengenakan masker dan menahan diri untuk tidak bersorak, serta mendorong agar menonton secara online di rumah.

Baca juga: Indonesia dalam peta pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032
 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021