"Karena 99 persen kebakaran itu oleh ulah manusia tentu kesadaran manusia akan kita tingkatkan supaya tidak membakar sembarangan, tidak menyulut api sembarangan pada saat musim panas atau rentan bahaya kebakaran dan plus juga penegakan hukum," kata Alue ketika ditemui dalam kunjungan ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Selasa.
Sosialisasi terhadap masyarakat itu dilakukan sambil tetap dilakukannya berbagai tindakan pencegahan karhutla yang lain seperti patroli keliling oleh Manggala Agni, TNI, Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan anggota Masyarakat Peduli Api.
Baca juga: Wamen LHK ingatkan pendaki kelola sampah saat mendaki taman nasional
Selain itu dilakukan juga teknik modifikasi cuaca untuk daerah yang memiliki potensi titik api dan pembasahan lahan gambut demi memastikan tetap basah dan lembab agar tidak mudah terbakar.
Alue mengatakan tindakan pencegahan tersebut dilakukan berdasarkan pengalaman beberapa tahun terakhir dengan terjadi penurunan signifikan luasan yang terbakar pada 2020.
Menurut data KLHK, luasan kebakaran hutan pada 2020 adalah sebesar 296.942 hektare (ha) dibandingkan 1.649.258 ha pada 2019.
Alue mengatakan penyebab penurunan tersebut selain fenomena El Nino lemah yang menyebabkan kemarau cenderung basah, langkah kesiapsiagaan melakukan pencegahan karhutla juga memiliki andil dengan semakin sedikit lahan yang terbakar.
"Kesiapsiagaan kita melakukan teknologi modifikasi cuaca, patroli ketat dan lain-lainnya kita lakukan dan model-model begitu akan terus kita kembangkan di samping penyadaran, penegakan hukum dan lain-lain," tegas Alue.
Baca juga: Wamen LHK pastikan pencegahan kebakaran hutan telah berjalan
Baca juga: Wamen LHK: Ekowisata dapat jadi penggerak ekonomi hijau Indonesia
Baca juga: Gus Menteri: Dana Desa dapat digunakan untuk antisipasi karhutla
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021