Pengamat Toto Pranoto dari Universitas Indonesia menyarankan pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah diserahkan kepada Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai BUMN yang bergerak di bidang pariwisata.BUMN yang cocok menurut saya adalah ITDC . BUMN ini berpengalaman mengelola Nusa Dua dan saat ini sedang mengembangkan KEK Mandalika sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) /Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika dengan aj
"BUMN yang cocok menurut saya adalah ITDC . BUMN ini berpengalaman mengelola Nusa Dua dan saat ini sedang mengembangkan KEK Mandalika sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) /Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika dengan ajang MotoGP," ujar Toto saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan TMII sebagai destinasi wisata sudah memiliki branding sebagai destinasi wisata bagi wisatawan kalangan menengah.
Baca juga: Moeldoko tegaskan TMII akan dikelola profesional oleh BUMN
Dengan demikian BUMN pariwisata yang akan mengelola TMII tinggal memoles apakah TMII membutuhkan wahana atau fasilitas baru untuk meraih segmen wisatawan kelas atas yang lebih premium.
"Menurut saya ITDC memiliki kapasitas dalam mendesain ulang atau redesign TMII menjadi destinasi wisata yang lebih menarik dan berwarna (colourful)," kata Toto Pranoto.
Sebelumnya Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) berencana untuk menyerahkan pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) kepada badan usaha milik negara (BUMN) di bidang pariwisata.
Baca juga: Kita patut berterima kasih kepada Soeharto atas TMII, sebut Moeldoko
Pengambilalihan TMII oleh Kemensetneg dilakukan setelah Presiden Jokowi menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pengelolaan TMII.
Selama 44 tahun, TMII yang merupakan aset negara di bawah Kemensetneg dikelola oleh Yayasan Harapan Kita berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 51 Tahun 1977.
Saat ini Kemensetneg, menurut Pratikno, membuat tim transisi untuk memindahkan pengelolaan dari Yayasan Harapan Kita ke Kemensetneg.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021