Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memfasilitasi pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) kompeten untuk mendongkrak kinerja industri petrokimia yang merupakan salah satu sektor prioritas pengembangan agar lebih berdaya saing.Untuk mendorong penumbuhan dan penguatan industri petrokimia, diperlukan peningkatan investasi....
“Untuk mendorong penumbuhan dan penguatan industri petrokimia, diperlukan peningkatan investasi. Langkah ini juga harus didukung melalui penyiapan tenaga kerja industri yang kompeten,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Arus Gunawan di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan kinerja industri petrokimia tetap tumbuh positif dengan utilisasi 95 persen karena industri termasuk yang mampu mensubstitusi produk impor.
Baca juga: Lewat PIDI 4.0, Kemenperin akselerasi pengembangan SDM industri
Untuk mengoptimalkan kinerja industri tersebut, Kemenperin menggandeng PT Petrokimia Gresik menyelenggarakan program setara Diploma Satu (D1).
“Program pendidikan setara D1 ini diselenggarakan oleh Politeknik APP Jakarta dan Politeknik ATI Makassar, yang merupakan unit pendidikan vokasi di bawah binaan BPSDMI Kemenperin,” ungkapnya melalui keterangan tertulis.
Program D1 ini dilaksanakan secara tailor made atau sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pengguna PT Petrokimia Gresik dan hasilnya pada 8 April 2021, Kemenperin melepas lulusan secara daring dengan total 194 orang.
Lulusan berasal dari Program Setara D1 untuk Program Studi Pemasaran Logistik sebanyak dua angkatan, Prodi Teknik Kimia Industri sebanyak dua angkatan, dan satu angkatan untuk Prodi Teknik Perawatan Mesin.
“Ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Kemenperin untuk terus menyediakan SDM industri yang kompeten melalui Program Pendidikan Setara D1,” tegas Arus.
Baca juga: Kemenperin akan bahas internal perpanjangan masa kredit PPN industri
Pada tahun 2020, Kemenperin telah memfasilitasi 18 kelas program setara D1 untuk 607 peserta D1 di 10 provinsi dan 12 kabupaten/kota.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengungkapkan lulusan dari jurusan Teknik Kimia Industri, Teknik Perawatan Mesin, serta Pemasaran dan Logistik ini telah mendapatkan kurikulum spesifik yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, sehingga diharapkan sudah bisa langsung bekerja.
Patform pembelajaran digital yang telah disiapkan Petrokimia Gresik, antara lain Virtual Reality, Augmented Reality, 360 Plant Tour dan Enterprise University. Melalui aplikasi ini, proses pembelajaran dan transfer knowledge dapat terus berjalan.
“Selain itu, metode tatap muka antara mahasiswa dan dosen pengajar tetap dilakukan secara daring menggunakan platform pembelajaran digital dari Politeknik APP Jakarta dan Politeknik ATI Makassar," tutur Dwi.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, Iken Retnowulan menjelaskan model penyelenggaraan pendidikan dilakukan dengan model pendidikan vokasi sistem ganda (Dual System), sertifikasi BNSP, dan penempatan kerja didukung pembelajaran teaching factory.
“Ini merupakan tipikal sistem pembelajaran di seluruh unit pendidikan vokasi industri milik Kemenperin yang berorientasi pada kebutuhan industri atau demand driven,” terangnya.
Ia mengatakan Kemenperin akan terus mendorong partisipasi BUMN dan perusahaan industri lainnya untuk menyelenggarakan program ini karena pemerintah telah memberikan fasilitas super tax deduction bagi industri.
"Program ini bisa lebih masif dan tidak tergantung pada APBN dalam penyelenggaraannya,” ujar Iken.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021