"Kami mengutuk penembakan yang menewaskan dua guru yang seharusnya dilindungi karena keberadaan mereka untuk meningkatkan sumber daya manusia (sdm) termasuk di Beoga," kata Mambraku kepada Antara, Senin di Jayapura.
Mambraku Nomensen yang juga menjabat Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawasih mengutuk dan menyesalkan penembakan guru yang sudah mengabdikan dirinya cukup lama di daerah yang terpencil dan rawan.
Tidak banyak orang yang ingin bertugas dan bertahan di daerah terpencil, namun karena jiwa mendidik yang dimiliki mereka maka para guru bertahan dan bertugas guna mencerdaskan anak bangsa.
Baca juga: Theo Hesegem: Penembakan dua guru di Beoga keji dan tidak manusiawi
Baca juga: Kapolda Papua akan kerahkan helikopter evakuasi warga dari Beoga
Baca juga: Theo Hesegem: Penembakan dua guru di Beoga keji dan tidak manusiawi
Baca juga: Kapolda Papua akan kerahkan helikopter evakuasi warga dari Beoga
"Guru dan tenaga medis hendaknya selalu dijaga keamanan oleh semua pihak termasuk KKB," ungkap Mambraku seraya berharap tidak ada lagi guru yang menjadi korban penembakan oleh siapapun.
Untuk guru-guru yang bertugas khususnya di daerah rawan keamanan senantiasa waspada dan aparat keamanan serta pemda diminta melindungi mereka. Saat ini tercatat 27.000 guru yang tersebar di berbagai wilayah di Papua.
Aksi penembakan yang dilakukan KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, menyebabkan dua guru meninggal, yakni Oktovianus Rayo yang ditembak Kamis (8/4) dan Yonatan Renden ditembak Jumat (9/4).
Sejumlah guru dan tenaga kesehatan saat ini mengungsi ke Koramil Beoga serta rumah-rumahnya yang ada di dekatnya.*
Baca juga: Pengungsi Beoga minta dievakuasi, persediaan makanan mulai menipis
Baca juga: Kepsek SMP: Rumah korban penembakan di Beoga sempat dikepung KKB
Baca juga: Kepsek SMP: Rumah korban penembakan di Beoga sempat dikepung KKB
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021