"Yang mendesak, bagaimana untuk mencegah supaya jangan sampai di tempat-tempat yang masih ada jenazah menjadi tempat untuk penyebaran penyakit baru. Oleh sebab itu kami membutuhkan bantuan dari siapa saja untuk bagaimana menangani ini," ujar Josef, dalam konferensi pers virtual yang dipantau di Jakarta, Senin.
Josef mengatakan bantuan pangan dan logistik lainnya telah dapat mencukupi warga terdampak bencana, namun saat ini pengungsi memerlukan stok obat-obatan yang mencukupi kebutuhan di pengungsian.
Selain itu, bantuan tenaga konseling atau psikolog masih diharapkan untuk memulihkan trauma anak-anak yang menjadi korban bencana. Josef berterima kasih kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini dan sejumlah organisasi masyarakat yang turun dan memberi bimbingan konseling.
"Terima kasih oleh Ibu Menteri Sosial dan juga organisasi masyarakat yang telah membantu untuk menghibur, memberikan bimbingan, memberikan konseling kepada anak-anak kami yang terkena bencana, sehingga tidak menimbulkan trauma," kata dia.
Sebelumnya, korban meninggal dunia akibat bencana Siklon Tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur pada Senin (12/4), diperbarui dari 177 orang menjadi 179 orang, dan 45 orang masih dalam pencarian.
Baca juga: Korban meninggal akibat bencana NTT 179 orang dan 45 dalam pencarian
"Korban bencana hari ini yang meninggal adalah 179 orang dan hilang 45," ujar Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef.
Baca juga: Wagub NTT: Tidak ada lagi desa terisolir dan tak terjangkau satgas
Ia menjelaskan terdapat tambahan, masing-masing satu orang yang dinyatakan meninggal dunia dari Kabupaten Malaka dan Kabupaten Rote Ndao, menurut data pemerintah provinsi setempat.
Baca juga: 475 rumah warga akan direlokasi
Sementara 46 orang yang masih hilang, Josef mengatakan pemerintah daerah setempat mengupayakan pencarian dengan anjing pelacak, search and recue dog, serta Unit K9 Polri untuk menemukan jejaknya.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021