"Ada 475 unit rumah yang akan kita relokasi untuk menghindari dampak bencana banjir dan tanah longsor di kemudian hari," katanya saat mendampingi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat meninjau korban bencana badai siklon tropis Seroja yang diungsikan di Gereja GMIT Kaisarea, Kelurahan Kolhua, Kota Kupang, Senin.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan penanganan dampak bencana badai siklon tropis Seroja di Kota Kupang khususnya rencana relokasi warga yang tinggal di daerah aliran sungai.
Baca juga: Pengungsi yang tinggal sekitar DAS Kota Kupang setuju direlokasi
Jefri mengatakan pemerintahannya telah menggelar rapat pada Minggu (11/4) malam terkait rencana relokasi dan telah mengecek lokasi untuk relokasi warga.
Peluang besar lokasi relokasi, lanjut dia adalah pada tanah milik pemerintah kota di wilayah Manulai.
"Mudah-mudahan surat keputusannya bisa kelar hari ini untuk segera dikirimkan ke Pemerintah Pusat, katanya.
Lebih lanjut Jefri mengungkapkan, untuk menghindari terjadinya permasalahan di kemudian hari pemerintahannya akan melakukan beberapa upaya secepatnya, salah satunya berupa pendataan secara akurat.
Langkah selanjutnya pemerintah kota akan mengumpulkan warga yang akan direlokasi untuk memastikan mereka mau pindah ke lokasi relokasi.
"Kemarin kita ketemu dengan mereka semuanya dan mereka sampaikan secara lisan oke. Sehingga kita juga akan minta mereka buat pernyataan tertulis sehingga tidak ada protes di kemudian hari," katanya.
Pada kesempatan itu, Jefri juga berterima kasih kepada gubernur NTT atas perhatian dan bantuan dalam penanganan dampak bencana badai Seroja dari pemerintah provinsi serta kepada Pemerintah Pusat yang akan membiayai pembangunan rumah untuk warga yang direlokasi.
Baca juga: kapal Karpowership bantu pasok listrik di NTT
Baca juga: Sumber air muncul di lokasi longsor di Tunbaun Kupang
Baca juga: Gubernur NTT minta warga terdampak bencana di Kota Kupang direlokasi
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021