Wakil Rektor I Universitas Airlangga Surabaya Prof. Ni Nyoman Tri Puspaningsih menegaskan penelitian tentang vaksin Merah Putih tetap tak berpengaruh meskipun Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) digabung dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).sekarang tahap pre klinis
"Tidak ada pengaruh. Vaksin ini di bawah beberapa kementerian," ujarnya di Surabaya, Rabu.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development itu menjelaskan tiga kementerian yang menaungi penelitian ini meliputi riset vaksin di bawah Kemenristek, Unair sebagai perguruan tinggi di bawah Kemendikbud, dan uji klinis vaksin di bawah Kementerian Kesehatan.
Akademisi yang juga salah satu peneliti vaksin Merah Putih itu mengungkapkan vaksin saat ini masuk dalam tahap uji coba ke hewan transgenik di PT Biotis.
Baca juga: BPOM kawal pengembangan Vaksin Merah Putih sejak awal penelitian
Baca juga: Menristek: Indonesia perlu kuasai ragam platform pengembangan vaksin
Dalam uji coba ke hewan transgenik tersebut pihaknya juga menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan diharapkan lancar dalam pre klinis maupun uji klinis nantinya.
"Kami belum bicara izin. Sekarang tahap pre klinis, setelah itu baru uji klinis dan akan mendapat pendampingan dari BPOM. Setelah itu baru akan registrasi dan izin edar diberikan atau tidak, tergantung hasil uji klinis," ucap dia.
Ia menjelaskan, uji klinis terhadap vaksin Merah Putih sama dengan uji klinis vaksin lain.
Relawan, kata dia, akan ditempatkan di setiap rumah sakit jejaring yang sifatnya multisenter, sehingga dapat memberikan penilaian terhadap efikasi, keamanan dan efisiensi dari vaksin Merah Putih yang akan digunakan.
"Saat ini beberapa lembaga dan perguruan tinggi yang turut pada riset ini punya hasil mengarah ke uji klinis. Pemerintah nanti akan menetapkan hasil-hasil yang ada untuk ke uji klinis," tuturnya.
Baca juga: Unair optimistis vaksin Merah Putih dapat diproduksi akhir 2021
Baca juga: BPOM optimistis akhir 2021 vaksin Merah Putih masuk produksi massal
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021