• Beranda
  • Berita
  • Perpadi dorong pemerintah intensifkan penyerapan beras dalam negeri

Perpadi dorong pemerintah intensifkan penyerapan beras dalam negeri

14 April 2021 15:53 WIB
Perpadi dorong pemerintah intensifkan penyerapan beras dalam negeri
Ilustrasi beras yang dijual di pasar. ANTARA/Aditya Pradana Putra.

Perlu revitalisasi penggilingan padi kecil untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi hasil serta efisiensi

Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) mendorong pemerintah mengintensifkan penyerapan beras dalam negeri untuk meningkatkan semangat petani bertanam padi.

"Disarankan pemerintah agar meningkatkan penyerapan gabah dan beras dalam negeri secara intensif," kata Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso dalam webinar Kebijakan Pembangunan Pertanian Seri 1: Problematika dan Kebijakan Impor Beras di Yogyakarta, Rabu.

Sutarto juga berharap pemerintah meninjau kembali rencana impor beras untuk membantu petani agar harga wajar dapat diterima petani sehingga petani akan tetap bergairah untuk bertanam padi.

Ia menilai keputusan pemerintah mempersiapkan impor beras saat panen raya kurang tepat karena secara psikologis akan berdampak pada pasar beras dalam negeri.

"Harga gabah dan beras akan tertekan dan cenderung akan turun terus," kata dia.

Ia memandang perberasan nasional perlu dilakukan secara komprehensif mulai dari hulu sampai hilir dengan menetapkan kebijakan yang sesuai dengan amanat undang-undang yang berlaku.

Peninjauan kembali terhadap berbagai peraturan menteri perlu dilakukan antara lain harga eceran tertinggi beras, harga pembelian pemerintah dan pelaksanaan bantuan sosial nontunai.

"Perlu revitalisasi penggilingan padi kecil untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi hasil serta efisiensi. Lalu, penyusunan sistem logistik nasional dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pangan," kata mantan Dirut Perum Bulog ini.

Guru Besar Fakultas Pertanian UGM Prof Y. Andi Trisyono menyebutkan dalam 10 tahun terakhir angka produktivitas padi nasional cenderung stagnan atau landai sedangkan jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Ia menilai apabila kondisi tersebut terus berlangsung maka dikhawatirkan suatu saat Indonesia akan mengalami defisit beras.

"Misalnya saat ini surplus, tetapi di suatu titik akan mengalami minus," kata dia.

Menurut dia, ada tiga pendekatan yang bisa digunakan untuk menutup kesenjangan antara ketiga hal itu yakni ekstensifikasi, diversifikasi pangan, serta intensifikasi.

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian UGM Jamhari mengatakan pemerintah perlu menyiapkan penduduk Indonesia untuk mengonsumsi pangan lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor pangan. "Selain itu juga perlu edukasi yang juga diiringi dengan inovasi di bidang pengolahan pangan," kata dia.

Baca juga: Bulog pastikan stok cadangan beras di NTT sangat aman
Baca juga: Komisi IV DPR-RI pastikan tidak ada impor beras
Baca juga: Kementan perkirakan produksi beras surplus 3,66 juta ton hingga Mei

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021