"Selain penjualan langsung (business to customers), dari ajang tersebut kami mendapatkan peluang penjualan 'business to business lebih dari Rp27,3 miliar untuk satu tahun ke depan," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA di Guilin, Kamis.
Indonesia hampir setiap tahun mengikuti ajang tersebut kecuali pada 2020 karena pandemi COVID-19.
"Partisipasi Indonesia sangat menggembirakan pada ajang tahun ini," kata Dubes.
Indonesia menjadikan ajang tersebut untuk penetrasi pasar baru sekaligus penguatan merek-merek dagang produk nasional.
Di ajang yang digelar di kota yang dikenal sebagai pusat penangkaran panda itu, pemerintah Indonesia mendirikan anjungan seluas 210 meter persegi.
Dubes Djauhari menyebutkan perdagangan bilateral Indonesia dengan China selama periode Januari-Februari 2021 mencapai 15,8 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 41,6
persen dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun 2020.
Nilai ekspor Indonesia ke China selama periode tersebut mencapai 7,6 miliar dolar AS atau naik 30,4 persen.
"Melalui pameran ini tentunya kami berharap semakin banyak ragam produk makanan dan minuman Indonesia, yang berkualitas yang merambah pasar Tiongkok," kata Dubes.
Beberapa produk unggulan Indonesia yang dipamerkan di ajang tersebut di antaranya kopi bubuk, biji kopi, mi instan, biskuit, dan kerupuk udang.
Selain Indonesia, pameran dagang di Chengdu itu juga diikuti beberapa produk dari Korea Selatan, Thailand, Polandia, Denmark, Singapura, Australia, Rusia, Selandia Baru, dan Taiwan. ***2***(T.M038)
Baca juga: Wonderful Indonesia hadir di Pameran Budaya Internasional di Beijing
Baca juga: Kemenparekraf usung Paviliun Indonesia ke Kunming
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021