Berdasarkan penguncian, yang diumumkan Perdana Menteri Hun Sen pada Rabu malam, mayoritas masyarakat dilarang keluar rumah kecuali untuk pergi bekerja, membeli makanan atau berobat.
Pada Kamis pos pemeriksaan polisi di Phnom Pehn meminta para pengendara motor untuk memperlihatkan surat dinas dan kartu identitas agar bisa melintas, seperti yang disaksikan di tayangan televisi media setempat.
Melalui pesan suara yang diunggah di akun Facebook miliknya, Hun Sen memperingatkan bahwa Kamboja berada di ambang "lembah kematian" dan meminta masyarakat agar bersama-sama menghindari bencana.
"Tujuan dari penguncian yakni untuk memerangi penyebaran COVID-19 dan penutupan ini bukanlah cara untuk membuat rakyat mati atau sengsara," katanya.
Negara Asia Tenggara itu masih menjadi salah satu negara dengan beban kasus virus corona terkecil di dunia. Akan tetapi wabah yang dimulai sejak akhir Februari menyebabkan lonjakan kasus hingga 10 kali lipat menjadi 4.874 dalam dua bulan.
Beberapa jam sebelum penguncian, pesan Hun Sen bocor ke media sosial, sehingga memicu panic buying di kalangan warga Phnom Peh dan daerah terdekat Takhmau, tempat penguncian diberlakukan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tekan sebaran COVID-19, situs kuil Angkor ditutup 2 minggu
Baca juga: PM Kamboja perintahkan perawatan di rumah untuk pasien COVID
Baca juga: Kamboja laporkan rekor harian kasus COVID saat wabah menyebar
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021