"Kalau ada yang di Batam Kepulauan Riau ingin melakukan penetrasi pasar di Amerika Latin dan Karibia, ini saatnya," kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Ngurah Swajaya di Batam, Kepulauan Riau, Kamis.
Rencananya, Bisnis Forum itu akan diselenggarakan secara "hybird" pada Juli dan Oktober, tahun ini, dihadiri peserta secara virtual dan langsung di lokasi acara dengan menerapkan protokol kesehatan.
Melalui platform digital INA-LAC, maka pengusaha Indonesia dan negara-negara Amerika Latin dan Karibia dapat bertemu secara virtual. Di sana, berbagai produk unggulan Indonesia yang memiliki potensi ekspor ke Amerika Latin dan Karibia akan dipamerkan.
Kemudian, apabila pelaku bisnis dari Amerika Latin dan Karibia berminat, maka bisa langsung meminta pertemuan satu lawan satu untuk memperdalam pengetahuan produk yang ditawarkan.
Selain potensi ekspor, pihaknya juga menawarkan berbagai potensi investasi.
"Mumpung momentumnya adalah UU Cipta Kerja mendapatkan respon positif," kata dia.
Aturan dalam UU Cipta Kerja dan penanganan COVID-19 di Tanah Air yang baik, ditambah vaksinasi juga yang berjalan bagus, maka ia optimistis itu dapat menjadi daya tarik investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia.
"Apalagi posisi Batam dan Kepri potensial dan menjanjikan," kata dia.
Dalam pelaksanaan INA-LAC tahun ini, ia menargetkan bisa melebihi capaian transaksi pada tahun sebelumnya, yaitu penandatanganan kontrak total 80 juta dolar AS.
Ia mengatakan, setiap tahun impor negara-negara Amerika Latin dan Karibia hampir 800 miliar dolar AS. Dan Indonesia baru mengambil bagian 1 hingga 2 persen.
Apabila bisa ditingkatkan lima hingga 10 persen, maka nilainya akan signifikan.
"Potensinya ada. Karenanya kami mengenalkan potensi ini pada teman-teman untuk kita bantu," kata dia.
Baca juga: RI jajaki perluasan produk Indonesia di Amerika Latin dan Karibia
Baca juga: Kiat Indonesia dekati pasar Amerika Latin, Karibia
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021