"Pemberian stem cell pada pasien COVID-19 derajat berat di RSUP Dr. Sardjito ini telah mendapat izin dari BPOM serta telah masuk dalam standar terapi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan," kata Koordinator Tim Stem Cell RSUP Dr. Sardjito dr Rusdi Ghozali di Yogyakarta, Jumat.
Menurur Rusdi, injeksi stem cell pertama pada pasien COVID-19 di RSUP Dr. Sardjito dilaksanakan pada 29 Januari 2020 pada pasien laki-laki berusia 63 tahun. Pasca injeksi stem cell, pasien menunjukkan perbaikan yang menggembirakan, dan hasil pemeriksaan rontgen dada (chest x-ray) satu minggu pascaterapi stem cell juga menunjukkan perbaikan yang signifikan pada kondisi paru pasien.
Baca juga: Kemenkes uji klinis terapi sel punca untuk pasien COVID-19
Baca juga: Peneliti Unair temukan potensi Stem Cell sebagai obat COVID-19
"Hasil tersebut semakin mendorong Tim Stem Cell RSUP Dr. Sardjito untuk mengembangkan penelitian stem cell pada COVID-19 ini dalam bentuk uji klinik," kata dia.
Uji klinik dengan judul Efikasi dan Keamanan Terapi Sel Punca Mesenkimal Asal Tali Pusat Pada Pasien COVID-19 Derajat Berat ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Samekto Wibowo, P.Far.K, Sp.FK(K), Sp.S(K), dengan anggota dr. Sumardi, Sp.PD-KP, DR. dr. Sudadi, Sp.An, KNA, KAR, dr. Jarir At Thobari, DPharm, PhD, serta dr. E. Henny Herningtyas Sp.PK(K), PhD.
Berikutnya, dr. Rusdy Ghazali Malueka, PhD, Sp.S(K), dr. Ika Trisnawati Sp.PD-KP, M.Sc, dr Nur Rahmi Ananda, Sp.PD-KP, dengan melibatkan juga dokter lintas disiplin di RSUP Dr. Sardjito.
Hingga saat ini, kata dia, penelitian tersebut telah merekrut sembilan pasien dengan hasil yang masih dalam tahap evaluasi.
Penelitian tersebut, jelas Rusdi, menggunakan metode Uji Klinik Acak Buta Ganda Terkontrol (Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Trial), yang merupakan standar tertinggi untuk penelitian obat pada manusia.
"Stem cell yang digunakan berasal dari tali pusat bayi yang didonorkan," kata dia.
Tali pusat tersebut diolah, diambil stem cell di dalamnya dan dikembangkan oleh lab mitra RSUP Dr. Sardjito, yaitu Lab Regenic milik PT Bifarma Adiluhung yang berada di Jakarta.
Pemrosesan stem cell ini telah mengikuti standar pembuatan obat yang baik (Good Manufacturing Practice/GMP) sesuai standar BPOM.
Stem cell yang berasal dari tali pusat, kata dia, terkenal memiliki keunggulan karena jarang menimbulkan reaksi alergi, selain memiliki kemampuan yang baik dalam mengontrol peradangan di tubuh dan memperbaiki kerusakan sel.
"Kemampuan stem cell dalam mengontrol peradangan dan memperbaiki kerusakan sel paru ini yang diduga berperan dalam pengobatan stem cell pada pasien COVID-19," kata dia.
Pada penelitian di RSUP Dr. Sardjito, stem cell diberikan menggunakan jalur infus intravena (IV) dengan dosis 1 juta sel per kilogram berat badan. Stem cell diberikan sebanyak tiga kali dengan rentang tiga hari antarpemberian.
Setelah mendapatkan terapi, pasien akan dilakukan pemeriksaan secara lengkap pada hari ke-15 dan hari ke-22 pascapemberian untuk menilai efektivitas dan keamanan, serta hari ke-29 hingga hari ke-91 untuk menilai ada tidaknya efek samping jangka panjang.
"Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik FKKMK UGM dan BPOM Indonesia," tuturnya.
Baca juga: Terapi sel punca pasien COVID-19 kritis, lahirkan asa baru
Baca juga: Menristek sebut sel punca berguna untuk terapi pasien COVID-19 berat
Ia mengatakan penelitian ini mendapat bantuan pendanaan dari Kemenristek/BRIN dan LPDP melalui Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19, serta dari PT Bifarma Adiluhung, sehingga dalam pelaksanaannya tidak lagi membebankan biaya apapun pada pasien.
"Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu peran RSUP Dr. Sardjito sebagai rumah sakit rujukan dalam penanganan COVID-19," ujar Rusdi.
Penelitian itu, menurut dia, diharapkan selesai pada September 2021 serta dapat menunjukkan hasil yang baik, sehingga stem cell dapat diterapkan secara rutin pada pasien COVID-19.
"Dengan adanya layanan sel punca di RSUP Dr. Sardjito, diharapkan dapat membantu penanganan pasien COVID-19 dengan menurunkan angka kematian dan meningkatkan kemampuan fungsi paru bagi penyintas COVID-19," katanya.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021