Menurut Tantri, untuk memulai gaya hidup ramah lingkungan dapat dilakukan melalui hal-hal kecil dan sederhana, namun memang harus dijalani secara berkesinambungan atau terus-menerus agar menjadi sebuah kebiasaan.
Baca juga: Hidup minim sampah tapi tetap fashionable dengan menyewa baju
"Aku sudah melakukan ini dari lama. Kita mulai dari hal kecil saja seperti membawa shopping bag atau tas sendiri saat berbelanja, membawa botol minuman sendiri, dan mengurangi plastik," kata Tantri melalui jumpa pers daring pada Senin.
Ia mengatakan juga mulai memilah kemasan produk yang sekiranya bisa dimanfaatkan kembali, misalnya untuk tempat penyimpanan aksesoris dan perhiasan.
"Aku suka pakai cincin dan perintilan gitu, jadi beberapa bekas tempat skincare itu aku pakai buat tempat-tempat aksesoris. Ini bikin sampah aku jadi berkurang," kata Tantri.
"Saat aku beli barang, aku selalu lihat apa kemasannya bisa dipakai lagi apa enggak, dan apakah bagus buat lingkungan. Ada beberapa kemasan yang daur ulangnya lama banget dan kita kan tidak tahu gimana efek sampingnya. Jadi, mulai pilih kemasan ramah lingkungan, dan sudah mulai memisahkan sampah," imbuhnya.
Lebih lanjut, wanita yang identik dengan gaya fesyen kasual dan warna-warni itu juga telah memulai melakukan aksi sosial lewat kegiatan bertajuk "kutanami" -- di mana ia menanam aneka macam sayuran di kompleks dekat rumahnya, dan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk ikut merawat dan memanen hasilnya.
Tantri berpendapat, langkah kecil tersebut merupakan kontribusi manusia kepada alam dan lingkungan sekitar.
"Kalau kita konsisten melakukan perubahan kecil, kita bisa lebih ramah lingkungan dan reconnect dengan semesta. Pun dengan gaya dan fesyen, bagaimana caranya kita bisa sustainable dan tetap keren. Harus mikirin sedetail itu untuk sustainable dan green," ujar dia.
Baca juga: Gaya hidup sehat BCL
Baca juga: ISEF 2020 digelar daring, bertema "Sustainable Fashion & Lifestyle"
Baca juga: Siklus Refill jadi solusi kurangi sampah plastik rumah tangga
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021