Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah melacak kluster takziah di Kecamatan Panggang sebanyak 370 orang, baik yang melayat dan membantu keluarga yang berduka yang terkonfirmasi COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan hingga hari ini, jumlah pelayat dan yang membantu sebanyak 665 orang, 370 orang diantaranya telah dilakukan pelacakan.
Dari total pelayat dan yang membantu, 37 orang memiliki kontak erat. Setalah dilakukan PCR diketahui 34 positif terkonfirmasi COVID-19, tiga negatif dan dua orang meninggal dunia.
"Yang meninggal awal tidak termasuk dua orang yang meninggal dalam kluster. Satu keluarganya dia tapi masih satu kluster," kata Dewi.
Baca juga: Ponpes Darul Quran Gunung Kidul beli GeNose buatan UGM
Baca juga: Pemkab Gunung Kidul terima 7.115 dosis vaksin COVID-19 gelombang kedua
Ia mengatakan kluster takziah berawal dari salah seorang warga sakit. Sempat pingsan di rumahnya, warga kemudian menolong dan membawa ke rumah sakit di Yogyakarta pada 22 Maret 2021 lalu. Setelah sampai di rumah sakit, warga ini dites usap (swab). Belum keluar hasilnya warga tersebut meninggal 23 Maret 2021.
Hasil tes usap warga tersebut terkonfirmasi positif beberapa hari setelah meninggal. Setelah hasilnya positif, langsung pelacakan siapa yang menolong hingga sopir yang mengantar ke rumah sakit.
Hampir semua yang kontak erat positif sudah dilacak. Mulai dari istrinya, anaknya, tetangganya, cucunya, tetangga yang menolong positif semua.
"Dari 34 terkonfirmasi positif COVID-19 pada kluster takziah melakukan isolasi mandiri dan di sejumlah rumah sakit di DIY," katanya.
Sementara untuk di kluster hajatan di Playen, petugas dari Dinkes masih turun di lapangan untuk melakukan pelacakan. "Dari hasil tes usap pada 44 orang, 32 orang positif," katanya.
Berdasarkan data Dinkes total pasien terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 2.521 kasus dengan rincian 2.256 sembuh, 143 dalam perawatan dan 120 meninggal dunia.
Sementara itu, Kepala Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Aris Eko Widianto mengatakan penularan kluster takziah telah meluas. Pada awalnya, RT 02 masuk dalam peta zona merah penyebaran COVID-19. Namun, di dalam perkembangannya RT 04 juga masuk zona merah karena penularan dari kegiatan orang melayat.
"Saat ini, RT 02 sudah turun menjadi zona kuning karena tinggal satu warga yang menjalani isolasi mandiri. Sedangkan kegiatan sosial di RT 04 dilarang hingga statusnya dapat turunkan. Selain itu, warga yang terinfeksi wajib melakukan isolasi mandiri," katanya.*
Baca juga: Gunung Kidul periksa keterangan negatif COVID-19 wisatawan secara acak
Baca juga: Gunung Kidul memperketat PPKM tekan penambahan pasien COVID-19
Pewarta: Sutarmi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021