Anggota Komisi IV DPR Dedi Mulyadi mengatakan prinsip pengelolaan sumber daya laut harus berdasar pada perlindungan ekosistem laut agar kekayaan laut dapat berkelanjutan.Kita punya alat tangkap modern, perangkat digital, kalau ekosistem laut sudah mengalami kehancuran, ya tidak ada arti
"Agar pengelolaan sumber daya kelautan dapat berkeseinambungan, maka siklus hidup ekosistem laut tidak boleh putus," katanya dalam webinar tentang sumber daya kelautan yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Oleh karena itu, Dedi berpendapat bahwa hal penting dalam menjaga kesinambungan sumber daya laut harus melalui konservasi dan perlindungan ekosistem laut.
Baca juga: Komisi IV DPR desak revisi UU Konservasi SDA tidak ditunda lagi
Namun menurut dia, upaya perlindungan ekosistem laut dan konservasi ini belum berjalan maksimal dalam implementasinya sehingga masih membuat ekosistem rusak.
Selain itu, lanjut Dedi, lemahnya penegakan hukum di sektor kelautan juga masih menjadi kendala di Indonesia.
Menurutnya, banyaknya pemangku kepentingan yang menangani urusan kelautan ini memunculkan sikap acuh tak acuh dan ego sektoral antarlembaga.
"Problem di Indonesia ini baru bicara pengelolaan kelautan saja, ada ego sektoral. Urusan mangrove saja masih rebutan antara KKP dan KLHK, belum lagi penindakan kelautan ada KKP, TNI-AL, Bakamla, Polair, stakeholder kita yang berjalan masing-masing itu melahirkan tradisi acuh tak acuh," kata Dedi.
Dedi menitikberatkan peran penting dalam pengelolaan sumber daya kelautan harus berbobot pada ekosistem laut.
Menurut dia, sehebat apapun teknologi dan peralatan untuk menangkap hasil laut akan percuma apabila ekosistemnya sudah mengalami kehancuran.
"Kita punya alat tangkap modern, perangkat digital, kalau ekosistem laut sudah mengalami kehancuran, ya tidak ada arti," kata Dedi.
Dia mengemukakan sebenarnya tradisi masyarakat Indonesia secara turun temurun telah menciptakan konsep konservasi dan perlindungan ekosistem laut melalui berbagai mitologi yang ada.
Dedi menyebut ada mitos di beberapa daerah yang melarang nelayan menangkap ikan tertentu dan hanya boleh menangkap sebagian jenis ikan saja merupakan sebuah konsep konservasi.
Tradisi melarungkan makanan dan saji-sajian lain oleh sebagian masyarakat pesisir di beberapa daerah Indonesia juga salah satu bentuk ungkapan terima kasih kepada laut yang telah memberikan banyak manfaat sekaligus upaya untuk menjaga ekosistem laut.
Baca juga: DPR minta Gubernur Babel bantu warganya terkait pencemaran lingkungan
Baca juga: Dedi Mulyadi: Permasalahan lingkungan harus diselesaikan secara tuntas
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021