Lurah Papanggo Maryono mengatakan kegiatan yang berlangsung mulai pukul 15.00 WIB sampai 16.00 WIB itu menyenangkan karena dapat memacu kreativitas ibu-ibu PKK dalam mengaplikasikan serta menularkan ilmu yang didapat kepada masyarakat.
"Ke depan kan bagus, ibu-ibu (yang hadir) bisa menularkan ilmunya ke kader PKK yang lain dan menyebarkan di lingkungan RW melalui pembuatan kelompok kreatif. Atau bila dijual secara daring (online) nanti juga bisa," kata Maryono.
Salah satu peserta, Eli Ulfian dari Kelurahan Papanggo mengaku senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan tersebut.
Eli mengatakan Kelurahan Papanggo membawa 11 orang untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Dia bersyukur masing-masing peserta berhasil membuat lilin aromaterapi dengan aroma yang disukai masing-masing.
"Saya bisa bikin (lilin) aroma lavender ini kan, jadi pengalaman juga ya, selama ini kami kan juga belum pernah latihan-latihan seperti ini. Jadi ya senanglah, seru," kata Eli.
Baca juga: Pengangkatan rangka atap JIS ditargetkan pekan ini
Baca juga: Realisasi pembangunan Stadion Internasional Jakarta mencapai 54 persen
Kegiatan tersebut terlaksana secara
kolaborasi antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Virama Karya (Persero) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta PT Jakarta Propertindo (Perseroda).
Penanggung jawab kegiatan tersebut, Vivi Arivia mengatakan, PT Virama Karya dan PT Jakpro menyasar para ibu-ibu dalam pelatihan itu karena kegiatan dibuat dalam rangka memperingati Hari Kartini.
"Jadi selain sebagai wujud program tanggung jawab sosial lingkungan, kegiatan ini juga dalam rangka Hari Kartini. Sebenarnya Hari Kartini tanggal 21 April, tapi waktu itu kami masih menyusun, memproses dan menyiapkan segala macam. Maka disepakati agar pelaksanaan dilakukan hari ini," kata Vivi.
Vivi mengatakan fasilitator kegiatan tersebut sebanyak dua orang yang diundang dari wadah kreatif Jakarta, Jakarta Creative Hub.
"Jadi 23 ibu-ibu PKK Kelurahan Sunter Agung dan Papanggo nanti dilatih oleh dua orang fasilitator Jakarta Creative Hub. Berhubung waktunya tidak terlalu lama, cukup satu orang (membuat) satu lilin. Jadi total 23 lilin aromaterapi," kata Vivi.
Baca juga: Budayawan: JIS bisa angkat semangat kebangsaan
Baca juga: Relokasi PKL tanaman hias dari JIS ke Ketel agar lingkungan lebih asri Corporate Communication Manager PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Melisa Sjach
mengatakan peserta hari ini, khususnya ibu-ibu di wilayah Papanggo dan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, diharapkan menjadi pelaku sejarah sekaligus agen-agen perubahan, yang akan bertransformasi menjadi masyarakat produktif melalui karya-karya yang inovatif.
Terpenting juga, para kaum perempuan ini juga ikut berkontribusi menjaga lingkungan yang lestari, sejalan dengan visi dan semangat JIS, sebagai stadion berkonsep green building.
"Terima kasih kepada seluruh kolaborator yang terlibat hari ini, Virama Karya, Jakarta Sigap Senusa dan Jakarta Creative Hub, pak Lurah dan ibu-ibu PKK Sunter Agung dan Papanggo," kata Melisa.
Cara membuat lilin
Seorang fasilitator pendamping kegiatan dari Jakarta Creative Hub, Neni mengatakan, pelatihan pembuatan lilin tersebut merupakan satu kegiatan dari 16 subsektor ekonomi kreatif yaitu membuat kerajinan tangan.
"Intinya kami mewadahi warga DKI Jakarta dari yang awalnya tidak punya skill sama sekali sampai dia mau berusaha dan usahanya bisa dijual dan memiliki nilai," kata Neni.
Baca juga: Pemkot Jakut fasilitasi Jakpro terapkan program permukiman kembali JIS
Baca juga: Jakpro sebut pembangunan JIS capai 45,2 persen hingga Januari 2021 Adapun bahan baku pembuatan lilin yang digunakan adalah beeswax atau lilin lebah. Lilin itu berwarna putih dan mengandung minyak dan mineral alami sehingga tidak merusak lingkungan.
Neni mengatakan, beeswax itu kemudian direbus (steam) sampai mencair dalam wadah agar mudah dibentuk sesuai tatakan wadah yang digunakan.
"Jangan sampai lilinnya terkena air karena nanti dia tidak bisa menyatu dengan si gelas (wadah)-nya," kata Neni.
Jika lilin sudah mencair, barulah dimasukkan minyak parfum (pure parfum) dengan takaran 15-20 tetes. Kemudian campuran itu diaduk sampai menyatu. Jika sudah, sisipkan sumbu lilinnya ke di tengah-tengah kemudian ditiriskan kurang lebih 6 menit.
Proses penghiasan bisa dilakukan sembari menunggu lilin mengering, adapun bahan baku hiasan yang digunakan adalah bahan alami dari mulai dedaunan, bunga-bunga, kayu manis, dan lain-lain.
"Hiasannya bebas, tapi kami menyarankan pilih hiasan berbau netral supaya tidak bertabrakan dengan wangi lilinnya," kata Neni, yang mengaku baru bergabung dengan Jakarta Creative Hub sejak Januari 2021.
Baca juga: JIS milik kita
Baca juga: Mengenal teknologi pencahayaan dinding Jakarta International Stadium
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021