• Beranda
  • Berita
  • Kementerian ESDM: Pemanfaatan biodiesel tumbuh 3X lipat dalam 5 tahun

Kementerian ESDM: Pemanfaatan biodiesel tumbuh 3X lipat dalam 5 tahun

26 April 2021 12:11 WIB
Kementerian ESDM: Pemanfaatan biodiesel tumbuh 3X lipat dalam 5 tahun
Ilustrasi: Petugas menunjukkan sampel bahan bakar minyak (BBM) B-20, B-30, dan B-100 di Jakarta. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww/aa.

Dalam lima tahun kita bisa meningkatkan tiga kali lipat pemanfataan bahan bakar nabati di dalam negeri, termasuk dengan ekspor jauh lebih banyak

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat angka pemanfaatan biodiesel campuran 30 persen minyak sawit dan 70 persen solar yang dikenal B30 tumbuh tiga kali lipat dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam pernyataannya di Jakarta, Senin, mengatakan pada 2015 ada bahan bakar B10 dengan realisasi produksi mencapai 3 juta kiloliter, kemudian meningkatkan menjadi B30 dengan realisasi 8,5 juta kiloliter pada 2020.

"Dalam lima tahun kita bisa meningkatkan tiga kali lipat pemanfataan bahan bakar nabati di dalam negeri, termasuk dengan ekspor jauh lebih banyak," kata Dadan Kusdiana.

Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang terdiri dari campuran senyawa methyl ester dari rantai panjang asam lemak yang diperuntukkan sebagai bahan bakar alternatif mesin diesel.

Baca juga: Menko Airlangga: Indonesia produsen biodiesel terbesar di dunia

Indonesia menggunakan minyak sawit mentah (CPO) sebagai bahan baku utama biodiesel. Minyak sawit dipilih karena pembudidayaanya karena sudah mapan dan mengingat posisi Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar nomor dua di dunia.

Implementasi kebijakan mandatori pemanfaatan bahan bakar nabati telah berhasil menciptakan pasar biodiesel di dalam negeri yang tumbuh signifikan terhitung sejak tahun 2008 hingga 2020.

Keberhasilan ini sekaligus menempatkan posisi Indonesia sebagai negara yang diperhitungkan dalam pasar biodisel dunia sebagai negara penghasil biodiesel terbanyak melampaui Amerika Serikat, Brazil, maupun Jerman.

Baca juga: Gapki: Program B30 akan dongkrak serapan minyak sawit hingga 12 persen

"Bahan bakar nabati biodiesel ini menjadi substitusi pengganti bahan bakar minyak yang bersumber dari energi fosil," ujar Dadan.

Pemanfaatan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif untuk mesin-mesin diesel dapat meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional, meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit, mengurangi konsumsi impor bahan bakar minyak, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.

Tahun ini, pemerintah menargetkan angka penyaluran biodiesel sebanyak 9,2 juta kiloliter yang bertujuan menjaga stabilitas harga minyak sawit mentah melalui serapan produksi minyak sawit untuk kebutuhan di dalam negeri.

Baca juga: Aprobi: Permintaan biodiesel turun 12 persen sejak pandemi

 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021