Ryan Kartawidjaja, Head of Commercial Pegipegi mengatakan dalam siaran resmi, dikutip Senin, “Kami menyadari dengan adanya kebijakan larangan mudik, maka tantangan mudik tahun ini tidak akan jauh berbeda seperti tahun lalu. Menyikapi hal tersebut, kami memiliki optimisme tinggi karena kami telah berhasil melewati tantangan tersebut, dan kami yakin dapat melewatinya kembali."
Dia mengatakan Pegipegi akan terus berupaya untuk memberikan kemudahan akses perjalanan bagi setiap masyarakat, salah satunya dengan program Kebersamaan Tanpa Batas yang dibuat atas kerja sama dengan berbagai partner, baik hotel, flight, hingga partner bank.
Baca juga: Daftar makanan khas Wallacea inspirasi buka puasa
Baca juga: Tetap hati-hati, "Travel Bubble" Kepri-Singapura bakal dibuka 7 Mei
"Tentunya, kami juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah, agar tetap aman dan nyaman ketika bepergian.”
Jelang periode Ramadan 2021 ini tepatnya pada 25 Maret—1 April 2021, Pegipegi juga melakukan survei untuk mengetahui preferensi pulang kampung Lebaran 2021 masyarakat Indonesia.
Survei ini diikuti oleh lebih dari 700 responden yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, sebanyak 83,3 persen responden tidak pulang kampung pada tahun 2020 lalu. Sebelum adanya larangan mudik, sebanyak 72 persen responden berencana pulang kampung di tahun 2021 ini.
Sedangkan 28 persen responden memutuskan tidak pulang kampung di tahun 2021 ini. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia ingin mudik pada periode Lebaran tahun ini, karena sebagian besar dari mereka tidak mudik pada Lebaran tahun 2020 lalu.
Priya Vohra, VP of Business Operations Pegipegi mengatakan, “Berdasarkan survei yang Pegipegi lakukan, kami melihat masih ada keinginan masyarakat untuk pulang kampung tahun ini. Namun, karena pandemi ada beberapa hal yang dibatasi sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 lebih luas lagi. Untuk menjawab hal itu, Pegipegi ingin menjembatani kebutuhan masyarakat dan sekaligus mendukung kebijakan dari pemerintah melalui kampanye Kebersamaan Tanpa Batas."
Dalam kampanye itu, konsumen bisa memesan tiket keberangkatan yang fleksibel dengan diskon hingga 50 persen, juga tambahan diskon dari partner bank.
Dia menambahkan, pihaknya turut menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat selama bepergian dengan memanfaatkan fitur Pegipegi Travel Protection, Clean & Safe Stay, dan juga gratis Rapid Test Antigen untuk berbagai penerbangan.
"Sementara bagi masyarakat yang tidak pulang kampung, kami memberikan alternatif untuk tetap dapat menikmati momen bersama keluarga dengan staycation di hotel favorit. Hal ini sejalan dengan hasil survei preferensi traveling saat Lebaran yang menunjukkan bahwa sebanyak 69 persen masyarakat berencana untuk staycation pada saat Lebaran, dan 28 persen masyarakat ingin melakukan staycation di luar kota namun masih dekat dengan kota tempat tinggal”.
Berdasarkan hasil survei, diketahui juga faktor-faktor yang memengaruhi responden memutuskan tidak pulang kampung. Di antaranya, 77 persen responden merasa khawatir tertular virus COVID-19 ketika bepergian, 61 persen responden khawatir membawa virus COVID-19 ke keluarga, 45 persen responden belum mendapatkan vaksinasi, 40 persen responden khawatir daerah tujuannya termasuk dalam Zona Merah COVID-19, dan 38 persen responden karena harga tiket relatif masih mahal.
Melakukan perjalanan di tengah pandemi memang perlu persiapan strategi untuk menghindari hal-hal yang tidak pasti, seperti pembatalan jadwal penerbangan terkait kebijakan pemerintah, maupun hal-hal di luar dugaan lainnya.
Berdasarkan survei yang Pegipegi lakukan, preferensi utama masyarakat saat membeli tiket perjalanan di tengah pandemi di antaranya yaitu memilih tiket dengan harga promo (92 persen), tiket yang refundable (90 persen), tiket yang bisa di-reschedule (87 persen), dan penambahan proteksi perjalanan atau asuransi (47 persen).
Kebijakan larangan mudik ini juga diprediksi akan dapat meningkatkan tren staycation sebagai alternatif masyarakat yang tidak mudik pada periode Lebaran.
Alice Sulistyawati, Corporate Director of Sales Tauzia Hotel Management Indonesia mengatakan, “Ramadan dan Lebaran merupakan momen yang spesial bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang merayakannya. Kebijakan larangan mudik untuk kedua kalinya ini pasti menimbulkan kekecewaan tersendiri. Namun, bagi masyarakat yang tidak mudik, tetap dapat menikmati waktu kebersamaan berkualitas bersama keluarga dengan staycation di hotel favorit. Saat ini pemesanan hotel pada periode Lebaran sudah mulai terlihat ada kenaikan sebanyak 30 persen dari periode new normal selama pandemi.”
Masyarakat saat ini juga sudah dapat menyesuaikan diri terhadap situasi pandemi dengan lebih mengedepankan protokol kesehatan ketika bepergian.
Hal ini diperkuat dengan persiapan yang perlu dilakukan jika ingin pulang kampung di tengah pandemi, di antaranya adalah membawa safety kit seperti masker, hand sanitizer, sabun cuci tangan, dan lain-lain (99 persen), mengecek kesehatan untuk memastikan keamanan ketika pulang kampung (93 persen), berusaha menjaga jarak dan menghindari kerumunan (92 persen), dan membawa peralatan makan serta ibadah pribadi (61 persen).
Baca juga: Terminal Lebak Bulus bakal ditutup 6-17 Mei 2021 cegah "travel gelap"
Baca juga: Blibli luncurkan program "Travel & UMKM Fest 2021"
Baca juga: Kemenparekraf revisi target wisatawan mancanegara dan domestik
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021