Inisiatif ini direalisasikan dengan menandatangani perjanjian kemitraan atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan platform ekonomi sirkular daring, Octopus, untuk meningkatkan pengumpulan popok bayi bekas di fasilitas daur ulang Kimberly-Clark Softex dan mendukung penciptaan lapangan kerja baru.
Hendra Setiawan, Presiden Direktur Kimberly-Clark Softex (PT Softex Indonesia), mengatakan pihaknya harus mengambil tanggung jawab dan mengarahkan aktivitas bisnis yang berpengaruh kepada penanggulangan limbah untuk mengurangi dampak buruk bagi bumi.
"Maka dari itu, kami terus berupaya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dengan menerapkan pengelolaan limbah popok dan praktik daur ulang inovatif dalam operasional kami secara kolektif. Dalam kolaborasi kami dengan Octopus, kami bergerak sebagai satu tim, dalam mendukung dan menyambut perkembangan yang progresif dalam inisiatif pengurangan limbah dan pendekatan ekonomi sirkular di Indonesia,” kata Hendra dalam keterangan resmi, Selasa.
Baca juga: Siklus Refill jadi solusi kurangi sampah plastik rumah tangga
Kimberly-Clark Softex berkomitmen menjadi anggota dari Kemitraan Aksi Plastik Nasional (National Plastic Action Partnership - NPAP) untuk memenuhi target nasional, yaitu mengurangi 70 persen limbah plastik di laut nasional pada tahun 2025, mencegah 16 juta ton sampah plastik masuk ke laut pada tahun 2040, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mata pencaharian di Indonesia, serta menciptakan lebih dari 150.000 pekerjaan.
Hendra mengatakan, kerja sama dengan Octopus menggambarkan bagaimana perusahaan memandang penting peran dari semua pihak dalam mengatasi masalah lingkungan, seperti penanganan limbah berlebih.
Upaya yang dilakukan ini telah berhasil berkontribusi pada tiga tujuan dari United Nations Sustainable Development Goals, yaitu tujuan mengeai Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (Responsible Consumption & Production), tujuan mengenai Ekosistem Lautan (Life Below Water) dan mengenai Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Partnerships for the Goals.
“Dengan mengintegrasikan keahlian kami dalam pengumpulan sampah dan kemasan bekas yang mengedepankan empat pilar, yaitu lingkungan, sosial, kemanusiaan, dan ekonomi, kami berharap dapat menciptakan program pengumpulan sampah yang memadai, tidak hanya berfokus pada dampak lingkungan yang positif tetapi juga sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat,” kata Moehammad Ichsan, Co-Founder dan Chief Executive Officer Octopus.
Co-Founder dan Chief Marketing Officer Octopus, Hamish Daud menambahkan, Octopus memiliki visi untuk mencegah sampah dan kemasan bekas yang keluar dari rumah ke Tempat Pemrosesan Akhir.
Octopus bercita-cita meningkatkan infrastruktur serta mata pencaharian pekerja dalam bidang pengumpulan sampah dengan tujuan akhir membersihkan ekosistem laut di tingkat nasional.
"Kami yakin limbah tersebut dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan industri daur ulang dan meningkatkan aktivitas ekonomi sirkular," kata Hamish Daud.
Sejak 2019 hingga Maret 2021, Kimberly-Clark Softex telah mendaur ulang sekitar 17,4 ton popok bayi bekas pakai dan saat ini telah memiliki 4 fasilitas daur ulang yang berada di Tangerang (Provinsi Banten), Karawang, Bandung (Provinsi Jawa Barat), dan Banyuwangi (Provinsi Jawa Timur). Fasilitas tersebut telah mendaur ulang popok bayi bekas secara konvensional dan berteknologi, serta mengubahnya menjadi produk bernilai, seperti pok- bricks, bahan bakar minyak, pupuk, dan produk kerajinan tangan lainnya.
Dalam beberapa bulan mendatang, perusahaan itu menetapkan target memperluas fasilitas daur ulangnya di berbagai wilayah di Indonesia.
Kimberly-Clark Softex berharap kerja sama dengan Octopus dapat membantu mencapai tujuan perusahaan untuk mengumpulkan sampah sebesar 9,5 ton per bulan pada tahun 2021.
Octopus akan bertanggung jawab untuk mengumpulkan popok bekas dan mengirimkannya ke fasilitas daur ulang Kimberly-Clark Softex di Bandung. Perusahaan itu juga berharap dapat mendukung terciptanya ratusan lapangan pekerjaan baru dalam bentuk penyaluran insentif dan penyerapan tenaga kerja yang didorong oleh program ini.
Baca juga: Watson Group umumkan visi sustainability 2030
Baca juga: Dua pengusaha wanita ubah sampah plastik jadi bahan bangunan
Baca juga: Cara Tantri Namirah lakoni gaya hidup lestari
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021