Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menjadikan Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, yang memiliki luas areal perikanan mencapai 4.332 hektare, sebagai sentra produksi ikan mas unggul di Pulau Sumatera.Selama pemeliharaan tiga bulan, benih yang berukuran 10 gram per ekor bisa tumbuh hingga rata-rata 200-300 gram per ekor
"Kami berharap Pasaman akan menjadi sentra produksi ikan mas ke depan, tidak hanya di Sumatera Barat melainkan di Pulau Sumatera. Sama halnya dengan Subang di Jawa Barat," kata Kepala Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi Joni Haryadi dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan bahwa Kabupaten Pasaman merupakan salah satu sentra budi daya ikan mas di wilayah Sumatera yang merupakan mitra BRPI dalam kegiatan pengembangan ikan mas hibrida unggul.
Dijelaskan bahwa ikan mas hibrida yang tengah dikembangkan di Pasaman memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya tahan terhadap virus koi herpes virus (KHV), yang telah dirilis dan tersebar di masyarakat sampai 98 persen.
Selain tahan penyakit KHV, lanjutnya, ikan mas hibrida juga tumbuh cepat. Selama pemeliharaan tiga bulan, benih yang berukuran 10 gram per ekor bisa tumbuh hingga rata-rata 200-300 gram per ekor.
"Sebagian benih tersebut bahkan tumbuh hingga mencapai ukuran 400-500 gram per ekor. Pertumbuhan ini cukup cepat dibandingkan beberapa jenis ikan mas lokal yang biasa dibudi daya di kolam air deras oleh masyarakat," terang Joni.
Pihaknya pun berharap pengembangan ikan mas hibrida oleh BRPI tersebut dapat memberikan manfaat kepada masyarakat pembudi daya di Pasaman. Selain itu, budi daya yang dilakukan di BBI Lundar ini dapat menjadi role model kegiatan budi daya oleh masyarakat luas.
Namun demikian, tak hanya ikan mas hibrida, BRPI juga tengah mengembangkan varietas perikanan unggul lainnya seperti ikan nila srikandi, gurame, lele mutiara, ikan patin perkasa serta udang galah.
Kepala Dinas Perikanan Pasaman M Dwi Richie menyambut baik kerja sama di bidang pengembangan varietas unggul baru ikan mas hibrida ini. Pihaknya berharap ikan mas hibrida tersebut dapat diberi nama kedaerahan khususnya terkait dengan Pasaman.
"Berdasarkan kesepakatan sementara, ikan mas hibrida ini akan diusulkan dengan nama ikan mas Permata Pasaman (Perkawinan Majalaya dan Sutisna untuk Pasaman). Keberhasilan kerja sama riset dan pengembangan ikan mas hibrida unggul ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan mas di wilayah Pasaman dan sekitarnya," ucapnya.
Baca juga: KKP ajak pemda gelar pasar ikan murah selama Ramadhan
Baca juga: KKP optimistis RI jadi pengekspor ikan hias nomor satu dunia
Baca juga: Bulan Mutu Karantina 2021, KKP lepas ekspor produk perikanan serentak
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021