• Beranda
  • Berita
  • Tiga "skill" penting untuk ibu jadi "mompreneur" di rumah

Tiga "skill" penting untuk ibu jadi "mompreneur" di rumah

29 April 2021 16:54 WIB
Tiga "skill" penting untuk ibu jadi "mompreneur" di rumah
Ilustrasi. (Pexels)
Platform parenting dan e-dagang Orami melalui School Of Community: Digital Mompreneur memberikan sejumlah kiat dan catatan bagi para ibu yang ingin menjadi seorang "mompreneur" -- ibu yang mengurus rumah tangga dan menjadi wirausaha.

“Selama pandemi, tingkat partisipasi kerja sangat rendah. Kesempatan kerja yang semakin sedikit, banyaknya Ibu yang meninggalkan pekerjaannya karena tidak adanya support system serta tingginya rasio perceraian menjadikan entrepreneurship sebagai solusi yang dipilih para Ibu agar tetap dapat memiliki penghasilan,” tutur Head of Community Orami Bunga Mega Melalui keterangannya, ditulis pada Kamis.

Berikut tiga kemampuan (skill) utama yang dibutuhkan oleh seorang mompreneur:

1. Kemampuan networking dan membaca tren pasar
Seorang mompreneur harus terus mengasah kemampuan mengenali peluang usaha, salah satunya dengan memahami skill sendiri serta mampu melakukan tes pasar.

Selanjutnya, giat melakukan networking dari komunitas terdekat dengan memanfaatkan jaringan pertemanan sesama Ibu yang solid.

2. Kemampuan promosi dengan digital marketing
Ibu bisa memperluas wawasan soal tips dan trik berjualan via marketplace, dan harus mau belajar menerapkan Search Engine Optimization (SEO) di halaman produk dan toko.

"Sangat penting juga untuk mengoptimalisasi penjualan dengan beriklan secara digital, baik itu iklan di marketplace terkait ataupun iklan di media sosial," kata dia.

3. Kemampuan marketing via media sosial
Penting bagi mompreneur untuk memangun reputasi dengan membuka akun pada kanal media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan WhatsApp.

Selanjutnya, menggunakan strategi promosi tanpa biaya seperti barter/endorsement. Mompreneur bisa memulainya dari nano-influencers yang ada di lingkaran terdekat, dan aktif berinteraksi dengan audiens dan konsumen untuk membangun engagement dan loyalitas.

Sementara itu, topik yang akan dibagikan School of Community Orami tidak hanya mencakup topik basic entrepreneurship, namun nantinya juga akan ada topik-topik seputar Community Building & Management serta Self Development untuk mendukung Ibu agar lebih mampu berdaya secara ekonomi dan menjadi wirausahawan yang andal dan melek digital.

"Lebih dari sekadar kemampuan bisnis, mompreneur perlu juga dukungan secara mental karena cenderung memiliki lebih banyak tantangan baik secara struktural maupun sosial," kata Bunga.

"Mereka harus membagi peran antara mengurus rumah tangga, membesarkan anak, dan mengurus usahanya. Bentuk dukungan-dukungan seperti inilah yang menurut kami tidak bisa ditemukan di komunitas wirausaha lain, sesuatu yang hanya dapat dimengerti sesama ibu juga,” lanjutnya.

Umumnya, kendala-kendala yang dihadapi oleh mompreneurs adalah kurangnya akses terkait kanal promosi yang relevan, masalah modal usaha, sourcing produk, sampai kurangnya dukungan dari keluarga.

Motivasi dan alasan para ibu ini menjadi mompreneur pun bervariasi. Berdasarkan data yang dihimpun dari anggota komunitas Orami, beberapa alasannya seperti aktualisasi diri, ingin menambah pendapatan namun dengan waktu yang fleksibel, membantu perekonomian keluarga, hingga ingin mengasah skill kepemimpinan dan juga karena ingin mengembangkan hobi.


Baca juga: Sirclo akuisisi platform parenting Orami

Baca juga: Orami perkenalkan logo dan fitur aplikasi baru

Baca juga: Riset sebut ibu milenial pentingkan karakter daripada akademis anak

 

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021