"Nantinya, para pemudik tersebut akan dicek kesehatannya dengan tes cepat antigen. Jika diketahui positif COVID-19 bakal diisolasi di rusunawa untuk mencegah penyebaran virus tersebut," kata Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Kamis.
Ia mengungkapkan rusunawa hanya untuk pemudik yang lolos dari pos pantau dan berstatus positif COVID-19.
Untuk itu, dia meminta para kepala desa menggencarkan koordinasi dengan puskesmas terdekatnya untuk melakukan deteksi dini terhadap pemudik yang lolos di pos pantau perbatasan.
Baca juga: Tim gabungan tes kesehatan santri di terminal Pamekasan
Warga Kudus yang berada di luar daerah, diimbau tidak mudik karena pemerintah melarangnya demi mencegah meluaskan penularan virus corona jenis baru itu.
"Kami juga tak ingin kasus COVID-19 di Kabupaten Kudus kembali naik setelah Lebaran. Pengalaman tahun sebelumnya, kasus virus corona di Kudus sangat luar biasa setelah mudik Lebaran," ujarnya.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus Agung Karyanto mengatakan pihaknya saat ini mulai menyiapkan rusunawa sebagai lokasi isolasi mandiri terpusat.
Lokasinya, kata dia, sama seperti pada tahun lalu, yakni di gedung empat rusunawa Kudus yang memiliki jumlah kamar 96 unit, masing-masing kamar mampu menampung empat orang.
"Semua kamar tengah kami bersihkan sehingga ketika ada yang pemudik yang diisolasi, sudah siap ditempati," ujarnya.
Baca juga: Larangan mudik, Pemkot Palembang bentuk Posko PPKM di setiap kelurahan
Baca juga: Pemkab Batang terbitkan surat edaran larangan ASN mudik Lebaran
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021