• Beranda
  • Berita
  • Penyaluran DTH korban siklon Seroja di NTT tunggu tak ada kerumunan

Penyaluran DTH korban siklon Seroja di NTT tunggu tak ada kerumunan

29 April 2021 18:41 WIB
Penyaluran DTH korban siklon Seroja di NTT tunggu tak ada kerumunan
Liaison Officer (LO) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Brigjen Syahyudi (ketiga dari kanan) saat memberikan sambutan saat penyerahan dana tunggu hunian (DTH) bagi warga terdampak bencana alam badai siklon tropis Seroja di Kota Kupang, Provinsi NTT, Kamis (29/4/2021). (FOTO ANTARA/ Benny Jahang)

Dana tunggu hunian ini bertujuan untuk menghindari kerumunan warga di posko pengungsian. Melalui dana yang ada itu warga bisa mencari rumah kontrakan untuk sementara sambil menunggu dilakukan perbaikan rumah

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan pemberian bantuan dana tunggu hunian (DTH) bagi korban bencana alam badai siklon tropis Seroja masih menunggu tidak adanya warga yang masih berkerumun di lokasi pengungsian Provinsi Nusa Tenggara Timur guna mencegah adanya penyebaran COVID-19.

"Dana tunggu hunian ini bertujuan untuk menghindari kerumunan warga di posko pengungsian. Melalui dana yang ada itu warga bisa mencari rumah kontrakan untuk sementara sambil menunggu dilakukan perbaikan rumah," kata Liaison Officer (LO) BNPB, Brigjen Syahyudi dalam kegiatan penyerahan simbolis bantuan DTH bagi korban bencana alam siklon Seroja di Kota Kupang, Kamis.

Syahyudi berada di Kupang sebagai perwakilan BNPB guna membantu Pemrov NTT dalam melakukan upaya penanggulangan bencana badai siklon tropis Seroja yang melanda Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (4/4) lalu.

Menurut Syahyudi, BNPB telah merealisasikan pencairan dana tunggu hunian untuk Provinsi NTT sebesar Rp7 miliar.

Ia mengatakan dana tunggu hunian ini diperuntukkan bagi warga di provinsi berbasis kepulauan ini yang rumahnya rusak berat akibat terjangan badai siklon tropis Seroja.

Menurut dia, warga yang terdampak bencana dapat memanfaatkan untuk sewa rumah atau biaya hidup selama menumpang di rumah keluarga selama menunggu rumahnya dibangun atau diperbaiki.

"Dana ini bertujuan untuk menghindari adanya kerumunan warga di posko pengungsian guna mencegah penyebaran COVID-19 yang masih mengancam warga NTT," katanya.

Dia berharap dana tersebut bisa dipergunakan semaksimal mungkin untuk mengurangi beban warga terdampak.

Dia menambahkan BNPB juga menyediakan bantuan dana bagi warga yang rumahnya terdampak dalam kategori rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat.

Syahyudi berharap proses validasi data kerusakan oleh Pemerintah kabupaten/kota bisa segera dilakukan, sesuai batas waktu yang diberikan oleh Gubernur NTT pada Jumat (30/4).

Sementara itu Eras Poke, warga RT 11/RW 03, Kelurahan Fatubesi, Kecamatan Kota Lama, yang menjadi salah satu perwakilan penerima bantuan DTH secara simbolis, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat melalui BNPB dan Pemkot Kupang yang tanpa menunggu waktu lama langsung menyalurkan bantuan tersebut.

Dia mengatakan bantuan tersebut akan dimanfaatkannya sebaik mungkin sambil menunggu proses perbaikan rumah.

Baca juga: 261 KK di Kota Kupang dapat bantuan dana tunggu hunian

Baca juga: Muhammadiyah salurkan dana hingga Rp8 miliar untuk tanggap bencana

Baca juga: Kabupaten Kupang dapat bantuan dana tunggu hunian Rp3 miliar

Baca juga: Pengungsi bencana di NTT diberi dana tunggu hunian Rp500.000 per KK

 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021