Seekor lumba-lumba dengan panjang sekitar dua meter yang terdampar selama dua hari di empang milik warga Desa Maranak, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros akhirnya dikembalikan ke habitatnya oleh tim gabungan evakuasi yang dipimpin pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan.Setelah air pasang kembali pagi, lumba-lumba itu dilepas ke laut
Tim evakuasi gabungan yang terdiri dari Balai Pengelolaan Sumber Daya pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulsel, Damkar Maros dan instansi terkait serta masyarakat setempat bahu-membahu mengevakuasi lumba-lumba dewasa dari empang kemudian dilepasliarkan di laut, Jumat.
Menurut Rizal yang merupakan staf fungsional pngelola ekosistem laut dan pesisir (PELP)-BPSPL Makassar, sejak kemarin direncanakan mengevakuasi lumba-lumba itu, namun karena air surut maka tidak memungkinkan dievakuasi melalui jalur sungai.
"Setelah air pasang kembali pagi tadi, maka setelah menyusuri anak sungai sekitar lima kilometer dari lokasi empang tadi, akhirnya lumba-lumba itu dilepas ke laut," katanya.
Dia mengatakan proses evakuasi ini berlangsung sekitar satu jam, karena awalnya lumba-lumba sulit dimasukkan ke dalam kantung berbentuk rompi pengaman sebelum dinaikkan ke perahu jolloro untuk dibawa ke laut.
Sementara itu, pemilik empang, Haris mengatakan ketika memeriksa empangnya dan terjadi pasang barulah diketahui jika ada jenis ikan unik masuk ke empangnya.
"Selama ini saya hanya melihat di televisi tapi sekarang sudah melihat langsung ikan lumba-lumba itu," katanya.
Meski awalnya cukup heran, bagaimana lumba-lumba itu bisa sampai ke empangnya, karena jarak empang ke laut cukup jauh sekitar lima kilometer.
Agar ikan jenis mamalia itu, tidak kelaparan, ia bersama warga setempat memberikan ikan bandeng dan ikan lainnya dan sebagian warga yang datang tidak lupa mengabadikan lumba-lumba itu melalui telepon selulernya dan diunggah ke media sosial.
"Lumba-lumba ini sangat bersahabat dan membuat kami merasa kehilangan saat harus dibawa pergi," kata salah seorang warga Maranak, Badria yang datang bersama tetangganya melihat proses evakuasi Lumba-Lumba itu.
Baca juga: Lumba-lumba terdampar di empang warga Kabupaten Maros
Baca juga: BKSDA Bali tutup aktivitas peragaan lumba-lumba hidung botol di Sanur
Baca juga: Kawanan lumba-lumba terlihat di perairan Pulau Pramuka
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021