Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati menyatakan pemerintah perlu lebih memprioritaskan peningkatan daya beli warga di berbagai daerah dibandingkan dengan menarik lebih banyak investasi baik dari dalam maupun luar negeri.Jika tujuannya ingin menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia...menaikkan yang terbesar adalah dari variabel konsumsi rumah tangga
Anis Byarwati dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu, menyatakan investasi dalam ekonomi makro tidak memiliki peran sebesar konsumsi rumah tangga yang mendominasi kontribusi sebesar 57 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Jika tujuannya ingin menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bahwa kita tahu tahun 2020 kita mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama tiga kuartal berturut-turut, jadi kalau mau menaikkan yang terbesar adalah dari variabel konsumsi rumah tangga,” ujar Anis.
Baca juga: Ekonom nilai bansos pemerintah mampu dorong daya beli masyarakat
Menurut dia, indikator konsumsi rumah tangga adalah pembelanjaan dari masyarakat sehingga para pemasok dapat memasok barang-barang untuk dibelanjakan oleh masyarakat.
Hal tersebut, lanjutnya, dinilai akan menggerakkan ekonomi sehingga roda perekonomian dapat berjalan dan daya beli masyarakat memiliki hubungan dengan pendapatan.
"Kalau pendapatan di pandemi banyak yang terpuruk yaitu lebih dari tiga juta orang kehilangan pendapatan, ada yang di PHK, ada yang usahanya bangkrut, sehingga mempengaruhi daya beli yang akhirnya mempengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga. Secara kasat mata negara-negara sedang fokus dalam menangani pandemi, karena ketika pandemi berakhir, ekonomi dapat bergerak lagi," ujar Anis.
Ia berpendapat pemerintah perlu memperbaiki daya beli masyarakat melalui pertolongan bantuan dana sosial (bansos) atau membangun lapangan pekerjaan.
Baca juga: Legislator: Perpanjang Bantuan Sosial Tunai, genjot daya beli Lebaran
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021