"Kemungkinan varian baru masuk dari luar," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Senin.
Ia mengatakan, seperti diinformasikan, varian baru COVID-19 lebih mudah menular, dengan angka kematian tidak lebih parah dibandingkan yang sebelumnya.
Selain itu, ia juga menduga, pertambahan kasus COVID-19 di Batam yang cenderung terus melonjak akibat warga yang tidak lagi mematuhi protokol kesehatan seperti di awal-awal.
Baca juga: Batam hadapi gelombang ketiga COVID-19
Baca juga: Pulau Batam kembali berzona merah akibat meningkatnya COVID-19
"Dugaan sementara, memang terjadi pengendoran protokol kesehatan," kata dia.
Masyarakat, kemungkinan hanya menerapkan 3 M, mengenakan masker, mencuci tangan dengan rutin dan menjaga jarak. Padahal, menurut dia, yang harus diikuti adalah 5M.
"Dua yang terakhir adalah membatasi mobilitas dan menghindari kerumunan. Dua yang terakhir terabaikan," kata dia.
Sementara itu, Satuan tugas Penanganan COVID-19 Kota Batam pada Ahad (2/5) mencatat, kini seluruh kecamatan di pulau utama berzona merah.
Selain pulau utama, COVID-19 juga sudah menyebar ke seluruh kecamatan pulau penyangga di Batam, hingga kini tiga kecamatan berzona kuning.
Secara total Satgas Penanganan COVID-19 Batam mencatat sebanyak 7.323 orang positif, sebanyak 6.454 di antaranya sembuh, 161 orang meninggal, dan 708 orang masih dalam perawatan.*
Baca juga: Wali Kota Batam tiadakan "open house"
Baca juga: Kapasitas RSKI COVID-19 Galang nyaris penuh
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021